Supplier Relationship Management (SRM) Pada Rantai Pasok Benih Padi di UD. MU

Main Author: Rahman, Rifqy Aulia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173653/
Daftar Isi:
  • Rantai pasok telah menjadi sumber keunggulan kompetitif dari suatu perusahaan, dengan adanya rantai pasok dalam perusahaan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam hal pembelian bahan baku, pemenuhan pesanan customer serta proses distribusi barang jadi (Artsiomchyk dan Zhivitskaya, 2015). Supplier Relationship Management (SRM) merupakan perspektif yang penting bagi perusahaan untuk memastikan tersedianya pasokan dan terciptanya lingkungan yang kompetitif (Al-Abdallah, Abdallah, dan Hamdan, 2014). UD. MU adalah salah satu perusahaan yang memproduksi benih padi yang berlokasi di Sumenep, Madura, Jawa Timur. UD. MU hanya menghasilkan benih padi. Benih padi yang dihasilkan oleh UD. MU telah mendapatkan sertifikat dari Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB), jenis benih padi yang dihasilkan oleh UD. MU memiliki label sertifikat berwarna ungu yang berarti merupakan benih pokok (BP). Namun demikian terdapat permasalahan yang terjadi pada UD. MU yaitu kesulitan untuk mendapatkan benih dasar dikarenakan para pemasok seringkali mengalami kekurangan pasokan, oleh karena itu, penelitian tentang kinerja dari pemasok itu penting untuk diteliti agar dapat memperbaiki kinerja pemasok dari UD. MU, sehingga tidak mengganggu proses produksi yang bisa mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu, mendeskripsikan proses kerjasama antara pemasok dengan perusahaan di UD. MU, dan mengetahui kinerja hubungan antara pemasok dengan perusahaan di UD.MU. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jenis judgement sampling. Responden yang akan diwawancarai pada penelitian ini meliputi direktur perusahaan, manager, wakil manager, dan tiga karyawan dari departemen pembelian, dan analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis deskriptif dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara pemasok dengan perusahaan menjalin kerjasama untuk memenuhi benih dasar padi. Dalam pemilihan pemasok yang berkualitas mengacu pada kriteria yang digunakan untuk memilih pemasok yang dapat memenuhi standar kualitas perusahaan. Perusahaan juga selalu menjaga komunikasi terkait dengan masalah-masalah saat proses budidaya. Sebelum proses kerjasama berlangsung perusahaan dan pemasok membuat kontrak kerjasama secara lisan yang meliputi proses pembayaranm inspeksi dan verifikasi, serta evaluasi proses pembelian tetap dilakukan. Pada pengukuran kinerja Supplier Relationship Management di UD. MU yang meliputi beberapa variabel seperti analisis pengukuran kinerja hubungan pemasok dengan perusahaan yang diketahui bahwa faktor yang memiliki bobot paling tinggi adalah pemilihan pemasok yang berkualitas dengan bobot sebesar 0,65 yang memiliki arti bahwa dalam menjalin hubungan kerjasama dengan pemasok perusahaan sangat memperhatikan dan memilih pemasok yang bisa selalu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan. Variabel berikutnya adalah analisis pengukuran pemilihan pemasok berkualitas dengan hasil dilihat bahwa kinerja pemasok memiliki bobot paling tinggi yaitu sebesar 0,60 yang menunjukkan bahwa kinerja pemasok merupakan faktor terpenting bagi perusahaan dalam pemilihan pemasok berkualitas. Varibel ketiga yaitu analisis pengukuran integrasi pemasok dengan hasil koordinasi dan berbagi sumber daya merupakan sub-variabel yang memiliki bobot paling tinggi dengan nilai bobot sebesar 0,67 karena setiap perusahaan harus bisa berkoordinasi dengan baik dengan pemasok untuk menjamin ketersediaan bahan baku saat proses produksi akan dimulai dan variabel terakhir yaitu analisis pengukuran proses pengadaan yang efektif dengan produksi yang memiliki bobot yang paling tinggi dengan nilai bobot sebesar 0,68 dengan adanya komunikasi yang baik dapat membangun kepercayaan antara perusahaan dengan pemasok. Saran dari penelitian ini adalah perusahaan dan pemasok membuat perjanjian atau kontrak secara tertulis tidak hanya belandaskan asas kepercayaan, agar hubungan yang dilakukan bisa lebih jelas dan bisa dipertanggungjawabkan ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan perusahaan agar selalu menjaga hubungan baik dengan pemasok. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan bisa menambahkan variabel terkait dengan kontrak yang formal atau informal antara perusahaan dengan pemasok atau hubungan yang terjadi antara pemasok dengan perusahaan.