Pengaruh Macam Mulsa Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata L)

Main Author: Manurung, Jogi Baktiar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173638/
Daftar Isi:
  • Kacang hijau merupakan komoditas tanaman legum yang cukup penting di Indonesia selain kedelai dan kacang tanah. Pemenuhan kacang hijau terhadap konsumsi masyarakat setiap tahun belum terpenuhi karena produksinya yang fluktuatif dan lebih rendah dibanding kebutuhan konsumsi masyarakat. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015), luas panen kacang hijau mencapai 297.315 ha dan mengalami penurunan pada tahun 2013 yang hanya seluas 182.075 ha. Luas panen mengalami kenaikan kembali pada tahun 2015 seluas 229.475 ha. Produksi kacang hijau memiliki hasil yang fluktuatif. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015), produksi kacang hijau mencapai 284.257 pada tahun 2012, kemudian menurun pada tahun 2013 dengan produksi 204.670 ton, meningkat kembali pada tahun 2014 mencapai 244.589 ton, pada tahun 2015 mencapai 271.463 ton. Upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah dengan melakukan impor. Menurut data Badan Pusat Statistik (2015) menunjukkan bahwa impor kacang hijau di Indonesia mencapai 33.000 ton pada tahun 2015 untuk bulan Januari sampai Juni. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kacang hijau adalah dengan meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas kacang hijau dapat dilakukan dengan pengelolaan yang baik terhadap lingkungan dalam sistem budidaya. Penggunaan mulsa organik dalam budidaya tanaman lebih dianjurkan dibandingkan dengan mulsa anorganik. Mulsa organik mudah diperoleh karena mulsa organik berasal dari bahan alami seperti sisa-sisa pertanian antara lain jerami, sekam padi dan lain-lain. Selain itu, mulsa organik memiliki sifat yang dapat terurai dan menjadi penambahan bahan organik pada tanah. Bahan organik yang terdekomposisi dapat mensuplai mineral dan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman (Damaiyanti et al, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh macam mulsa organik dan yang tidak menggunakan mulsa terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau serta mempelajari macam mulsa organik yang terbaik sehingga dapat mengingkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang hijau. Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2019 di Desa Kasin Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Lokasi Penelitian berada pada ketinggian sekitar 675 mdpl. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 7 perlakuan dan 4 kali ulangan. Varietas yang digunakan adalah varietas VIMA-1. Perlakuan yang digunakan yaitu: P1: Tanpa Mulsa, P2: Tanpa mulsa + penyiangan P3: Mulsa Jerami, P4: Mulsa Sekam padi, P5: Mulsa Lamtoro, P6: Mulsa Paitan,P7: Mulsa alang-alang Parameter yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah daun, luas daun jumlah polong tanaman, bobot polong tanaman, bobot biji tanaman, bobot 100 biji dan hasil panen per hektar, SDR gulma, bobot kering gulma, suhu dan kelembaban tanah. Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) dengan taraf 5%, bertujuan untuk mengetahui nyata tidaknya pengaruh dari perlakuan, apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilakukan uji BNJ dengan taraf 5%. Mulsa organik yang digunakan dapat menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban tanah, meningkatkan C-organik, dan kandungan N pada tanah . Mulsa organik dapat menurunkan berat kering gulma dan menggantikan kegiatan penyiangan. Perlakuan mulsa organik dapat meningkatkan produktifitas tanaman kacang hijau dibandingkan dengan perlakuan tanpa mulsa. Perlakuan alang-alangiv merupakan perlakuan yang dapat menghasilkan produksi kacang hijau tertinggi sebesar 2,50 ton per hektar