Struktur, Perilaku, dan Kinerja Pasar Pisang Candi (Studi Kasus di Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang)
Main Author: | Fitria, Rima Ning |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173634/ |
Daftar Isi:
- Pisang merupakan komoditas buah yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia baik dalam keadaan buah segar maupun dalam bentuk produk olahan. Pemasaran pisang umumnya melalui beberapa saluran pemasaran yang melibatkan beberapa lembaga pemasaran. Sistem pemasaran tersebut menyebabkan banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat dalam kegiatan pemasaran sehingga meningkatkan panjangnya rantai pemasaran dan tingginya biaya pemasaran. Kondisi serupa juga terjadi di Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang. Meskipun sebagai salah satu daerah penghasil pisang candi, tetapi masih terdapat kendala dalam pemasaran pisang candi. Keterbatasan petani dalam mengakses informasi menjadikan petani kesulitan untuk memaksimalkan keuntungan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur, perilaku dan kinerja pasar pisang candi. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang pada bulan Maret 2019. Penentuan responden petani menggunakan metode simple random sampling, sedangkan responden lembaga pemasaran menggunakan snowball sampling. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Untuk menganalisis struktur pasar dilakukan pengukuran terhadap derajat konsentrasi dengan alat analisis IHH, CR4, dan IR, barrier to entry, tingkat pengetahuan pasar serta diferensiasi produk. Untuk menganalisis perilaku pasar dilakukan analisis terhadap penentuan harga, saluran pemasaran, tindakan predatory dan fungsi pemasaran. Untuk menganalisis kinerja pasar dilakukan analisis terhadap marjin pemasaran, share harga petani, share biaya pemasaran, share keuntungan, dan R/C ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar pisang candi di Kecamatan Tempursari merujuk pada struktur pasar oligopoli. Adapun ciri-cirinya yaitu konsentrasi penjual sedikit, menghasilkan barang standar maupun berbeda corak, tidak ada hambatan yang berarti untuk masuk pasar, dan pengetahuan pasar yang dimiliki petani bisa dikatakan rendah. Perilaku pasar pisang candi yang terbentuk yaitu penentuan harga jual pisang candi lebih dikuasai oleh pedagang. Terdapat dua saluran pemasaran pisang candi di Kecamatan Tempursari, yaitu sebagian besar petani menjual pisang candi pada tengkulak, dan sebagian lain menjualnya langsung pada pedagang antar daerah. Sebagian tengkulak melakukan tindakan yang merugikan petani dalam menentukan harga pisang candi. Analisis kinerja pasar menunjukkan marjin pemasaran terkecil dimiliki oleh saluran pemasaran II dengan share harga yang diterima petani paling tinggi. Nilai rata-rata share keuntungan tertinggi dimiliki oleh pedagang antar daerah. R/C ratio tertinggi di miliki oleh pedagang antar daerah pada saluran pemasaran II. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa saluran pemasaran II lebih efisien dari pada saluran pemasaran I.