Identifikasi dan Analisis Keanekaragaman Serangga Fulgoromorphan Hasil Koleksi dari Jambi

Main Author: Tilana, Lia Nita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173631/
Daftar Isi:
  • Hutan memiliki banyak peran diantaranya sebagai pengendali iklim mikro, habitat makhluk hidup, dan sumber plasma nutfah. Akan tetapi, saat ini hutan banyak dikonversi menjadi perkebunan, contohnya pada tahun 2015, hutan seluas 36,96 juta hektar di Jambi telah dikonversi menjadi areal perkebunan. Perubahan lahan hutan menjadi perkebunan menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati termasuk serangga dan juga kemungkinan serangga fulgoromorphan. Serangga fulgoromorphan termasuk ke dalam ordo Hemiptera, subordo Auchenorrhyncha yang berperan sebagai fitofag dan dapat dijadikan sebagai indikator untuk melihat kualitas habitat karena sensitif terhadap struktur vegetasi. Pada tahun 2013 dan 2014, Jochen Drescher telah mengambil sampel serangga di lanskap Taman Nasional Bukti Duabelas (TNBD) dan Hutan Harapan, Jambi. Akan tetapi, serangga tersebut belum dilakukan identifikasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi serangga fulgoromorphan serta menganalisis keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi fulgoromorphan pada berbagai tipe penggunaan lahan di Jambi. Penelitian berupa identifikasi serangga fulgoromorphan dilakukan di Laboratorium Pengendalian Hayati, Institut Pertanian Bogor pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Serangga yang sudah dikoleksi kemudian diidentifikasi mengggunakan mikroskop stereo dan dipilih berdasarkan subordo, infraordo, famili, subfamili, dan morfospesies dengan melihat buku kunci identifikasi. Pengelompokkan kemiripan morfologi spesimen digambarkan dengan dendrogram. Kemudian, perbedaan keanekaragaman dan kelimpahan fulgoromorphan antar tipe penggunaan lahan dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan komposisi serangga dianalisis dengan menggunakan analisis kemiripan. Hasil identifikasi seranggga fulgoromorphan ditemukan 13 famili, 124 morfospesies, dan 1927 individu. Serangga fulgoromorphan yang ditemukan yaitu Achilidae (22 morfospesies), Cixiidae (1 morfospesies), Derbidae (38 morfospesies), Dictyopharidae (7 morfospesies), Eurybrachyidae (1 morfospesies), Flatidae (13 morfospesies), Fulgoridae (1 morfospesies), Issidae (13 morfospesies), Lophopidae (1 morfospesies), Meenoplidae (6 morfospesies), Nogodinidae (6 morfospesies), Ricaniidae (1 morfospesies), dan Tropiduchidae (12 morfospesies). Famili yang memiliki kemiripan yaitu Famili Meenoplidae dengan Flatidae. Kemudian, Fulgoridae mirip dengan Dictyopharidae, Achilidae, dan Cixiidae. Sedangkan, Derbidae memiliki kemiripan morfologi dengan Ricaniidae, Eurybrachyidae, Lophopidae, Tropiduchidae, Issidae dan Nogodinidae. Tipe penggunaan lahan yang berbeda mempengaruhi keanekaragaman morfospesies dan kelimpahan individu fulgoromorphan (P<0,001). Keanekaragaman dan kelimpahan tertinggi ditemukan di penggunaan lahan hutan dan hutan karet sedangkan terendah didapatkan di penggunaan lahan perkebunan karet dan kelapa sawit. Lanskap yang berbeda mempengaruhi perbedaan keanekaragaman morfospesies fulgoromorphan (P=0,006) dan kelimpahan individu fulgoromorphan (P<0,001). Musim yang berbeda tidak mempengaruhi keanekaragaman morfospesies (P=0,113) tetapi mempengaruhi kelimpahan individunya (P=0,019). Sedangkan, kemiripan komposisi morfospesies antara lanskap TNBD dan Hutan Harapan yaitu 48 morfospesies (39%), sedangkan indeks kemiripan tertinggi ditemukan di tipe penggunaan lahan hutan dengan hutan karet dan kemiripan terendah ditemukan di tipe penggunaan lahan hutan karet dengan perkebunan kelapa sawit serta perkebunan karet dengan kelapa sawit. Lalu, morfospesies yang mendominasi di lanskap TNBD dan Hutan Harapan pada musim berbeda yaitu Meenoplidae sp.01, Otiocerinae sp.02, dan Zoraida sp.01. Sehingga dapat disimpulkan bahwa berbagai macam tipe penggunaan lahan mempengaruhi keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi fulgoromorphan.