Pengaruh Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kol Bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.)

Main Author: Oktavianti, Lala Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173552/
Daftar Isi:
  • Kol bunga (Brassica oleracea L. var. botrytis L.) ialah tanaman hortikultura yang dikonsumsi sebagai sayuran dan memiliki kandungan nutrisi serta vitamin, terutama vitamin C (Ong,2008). Total produksi tanaman kol bunga di Indonesia meningkat dari tahun 2015-2017 secara berturut-turut 118.394 ton/ha, 142.852 ton/ha dan 152.869 ton/ha (BPS, 2016). Pertumbuhan kol bunga akan meningkat pada suhu 17-18oC dan akan menurun pada suhu diatas 20oC. Kol bunga biasanya ditanam dan akan tumbuh optimum pada ketinggian 1500 mdpl (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Sehingga dari kedua faktor tersebut menjadi pembatas perluasan lahan tanam kol bunga. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan tanaman kol bunga dengan diameter dan berat massa kol bunga yang diinginkan pasar, perlu adanya penambahan perlakuan yang dapat memicu kecepatan berbunga serta dapat memperbaiki kualitas panen kol bunga didataran rendah hingga menengah. Perlakuan yang dapat digunakan ialah dengan menambahkan pupuk fosfor. Pupuk yang mengandung fosfor memiliki manfaat untuk menambah unsur hara tanah dalam membantu mempercepat pembungaan. Unsur hara fosfor bisa didapatkan pada pupuk tunggal maupun pupuk majemuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan mempelajari dosis pupuk yang tepat pada hasil dan pertumbuhan tanaman kol bunga. Hipotesis pada penelitian ini ialah pemberian dosis pupuk 90 kg P2O5 dapat menginduksi pembungaan sehingga memberikan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi pada tanaman kol bunga. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di Desa Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sedangkan, analisis vitamin C dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, dan pengukuran luas daun dilakukan di Laboratorium Sumber Daya Lingkungan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya pada bulan Maret sampai Mei 2019. Penelitian ini dilakukan dengan percobaan sederhana menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan pada penelitian terdiri dari 9 perlakuan yaitu P0 (Tanpa pemberian pupuk anorganik), P1 (Pemberian 100 kg N (Urea) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P2 (Pemberian 100 kg N (ZA) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P3 (Pemberian 100 kg N (Urea dan ZA) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O), P4 (Pemberian 100 kg N (Urea) + 90 kg P2O5 + 120 kg K2O), P5 (Pemberian 100 kg N (Urea dan ZA) + 90 kg P2O5 + 120 kg K2O), P6 Pemberian 400 kg NPK), P7 (Pemberian 500 kg NPK), dan P8 (Pemberian 600 kg NPK). Ulangan dilakukan sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 satuan perlakuan. Pengamatan percobaan dalam penelitian ini terdiri dari dua kriteria yaitu kriteria pertumbuhan tanaman yang terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun, waktu awal muncul bunga dan luas daun. Pengamatan panen terdiri dari diameter bunga, bobot bunga per tanaman, bobot bunga per petak, bobot bunga per hektar, uji kandungan vitamin C dan serapan unsur NPK tanaman pada kol bunga. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilakukan uji F hitung, apabila terjadi pengaruh nyata maka akan diuji lanjut dengan uji lanjut BNT dengan taraf 5%. Dosis pupuk anorganik yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kol bunga. Bobot bunga dan diameter bunga dengan dosis pupuk NPK majemuk sebesar 600 kg ha-1 (P8) dan pupuk tunggal 100 kg N (ZA ) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O ha-1 (P2) dan 100 kg N (Urea dan ZA) + 75 kg P2O5 +120 kg K2O ha-1 (P3) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk anorganik (P0). Kandungan vitamin C pada perlakuan pupuk dengan dosis 100 kg N (Urea) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O ha-1 (P1), 100 kg N (ZA) + 75 kg P2O5 + 120 kg K2O ha-1 (P2), 100 kg N (ZA) + 90 kg P2O5 + 120 kg K2O ha-1 (P4), dan 500 kg NPK ha-1 (P7) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk anorganik (P0).