Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Bawang Merah di Desa Sukorejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk
Main Author: | Sadhali, Ahmad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173543/ |
Daftar Isi:
- Komodititas bawang merah merupakan tanaman musiman yang berproduksi pada bulan-bulan tertentu saja. Sementara itu konsumsi bawang merah relatif tetap setiap hari, dan cenderung meningkat terutama pada hari-hari besar keagamaan. Bawang merah diproduksi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (2016) terdapat 4 provinsi sentra bawang merah Indonesia yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat. Provinsi Jawa Timur tersebar di empat kabupaten yaitu, Kabupaten Nganjuk, Probolinggo, Sampang dan Pamekasan. Kabupaten Nganjuk menyumbang produksi bawang merah terbanyak dengan produksi sebesar 142.817 ton atau 51, 54 persen total produksi bawang merah Jawa Timur Produktivitas bawang merah di Kecamatan Rejoso (12,60 ton/ha) lebih tinggi daripada rata-rata produktivitas bawang merah di Kabupaten Nganjuk (11,76 ton/ha) dan produktivitas bawang merah nasional tahun 2015 (10,06 ton/ha). Namun Selain itu, produktivitas bawang merah di Kecamatan Rejoso juga lebih rendah dibandingkan dengan produktivitas bawang merah dunia yaitu 18,60 ton/ha (Suwandi, dkk 2016). Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini :1. Menganalisis faktor-faktor produksi yang berpengaruh terhadap produktivitas usahatani bawang merah, 2. Menganalisis tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah pada masing-masing unit produksi, 3. Menganalisis faktor-faktor sosial Ekonomi yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis pada usahatani bawang merah. Sebanyak 45 responden petani bawang merah dipilih untuk dijadikan sampel dari keseluruhan anggota kelompok tani aktif. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor produksi dan tingkat efisiensi teknis menggunakan bantuan program sofware frontier versi 4.1. Sedangkan untuk mengetahui faktor sosial yang berpengaruh terhadap tingkat efisiensi teknis menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan sofware IBM SPSS 22. Berdasarkan hasil analisis, faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis yaitu benih ditunjukan oleh nilai sebesar 0,328, sedangkan nilai pupuk non organik sebesar 0,283 berpengaruh positif dan nyata pada produksi bawang merah, dan penggunaan tenaga kerja mempunyai nilai elastisitas dari faktor produksi tenaga kerja usahatani bawang merah sebesar 0,294. Sedangkan Nilai elastisitas dari penggunaan pestisida berpengaruh negatif tetapi tidak berpengaruh nyata adalah sebesar -0,115, setiap penambahan 1 persen maka akan menurunkan produksi bawang merah sebesar -0,115 persen. Sejalan dengan Dean Riza et al. (2014) Variabel pestisida memiliki nilai elastisitas sebesar 0,00670 namun basil ini tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi. Sebaran petani responden berdasarkan nilai efisiensi teknis diketahui terbesar berada pada kategori 0,70-0,80 dengan jumlah petani bawang merah 15 orang atau dengan pesentase sebanyak 33,3 persen. Nilai rata-rata petani di Desa Sukorejo untuk usahatani bawang merah sebesar 0,704 atau 70,4 persen. Faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata terhadap nilai efisiensi teknis usahatani bawang merah adalah tingkat pendidikan mempunyai nilai tanda negatif secara nilai thing lebih kecil daripada t yaitu -2,080 < 2,019 atau sig. t (0,044) < a = 0,05, Menurut Ratih dan Harmini (2012) meningkatnya pendidikan formal petani tidak berdampak siginifikan terhadap peningkatan efisiensi teknis karena tingkat pendidikan relatif homogen, sedangkan faktor sosial ekonomi umur petani, dengan nilai thitung sebesar 1,677 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai ttabd sebesar 2,019 atau sig.t (0,119) > a=0,05, sedangkan jumlah anggota keluarga mempunyai nilai tanda negatif dari nilai thuung lebih kecil -2,040 daripada nilai ttabel 2,019 atau sig .t (0,867) >a = 0,05, dan dumy status kepemilikan lahan secara nilai tinning lebih kecil 0,841 daripada nilai ttabei 2,019 atau sig. t (0,405) >a = 0,05. Dan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi yang berpengaruh secara nyata dan positif terhadap produksi bawang merah di Desa Sukorejo adalah benih, pupuk, tenaga kerja. Sedangkan faktor-faktor produksi yang tidak berpengaruh nyata adalah penggunaan pestisida sebesar -0,115 setiap penambahan 1 persen maka akan menurunkan produksi bawang merah sebesar -0,115 persen Tingkat efisiensi teknis rata-rata usahatani bawang merah di Desa Sukorejo dicapai oleh masing-masing petani bawang merah sebesar 0,704, dimana nilai tersebut masih dapat ditingkatkan kembali untuk meningkatkan efisiensi teknis sebesar 31,1 persen. Hasil dari regresi Tinier berganda menunjukan bahwa faktor-faktor sosial ekonomi yang tidak berpengaruh nyata adalah umur (X1), Jumlah Anggota keluarga (X3), dan Status kepemilikan lahan (X4). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap efisiensi teknis adalah tingkat pendidikan (X2) Berdasarkan saran yang diajukan yakni untuk dinas permerintah terkait penggunaan pupuk dan benih lebih diperhatikan lagi sesuai dosis yang di rekomendasi BPP di Kabupaten Nganjuk. Pengalokasian penggunaan benih rata-rata juga perlu dikurangi sebanyak 25 persen berdasarkan anjuran petunjuk teknis Dirjen Tanaman Pangan. Pada penelitian ini terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani bawang merah adalah umur, tingkat pendidikan, anggota keluarga dan status kepemilikan lahan. Sehingga alangkah baiknya untuk penelitian selanjutnya perlu diteliti faktor-faktor lain yang belum dimasukan, seperti pengalaman petani, perkerjaan utama, dan penyuluhan usahatani.