Kinerja Kewirausahaan terhadap Pendapatan Petani Bawang Merah (studi kasus desa Mranggon Lawang Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo)
Main Author: | Asterina, Rika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173478/ |
Daftar Isi:
- Sektor pertanian berdampak luas bagi Negara Indonesia yakni membangun kesejahteraan masyarakat yang mana, masyarakat Indonesia mayoritas bekerja di sektor pertanian. Meningkatnya kesejahteraan petani dapat meningkatkan pembangunan suatu negara, maka dari itu pelaku di bidang pertanian harus diperjuangkan dalam membangun Negara Indonesia menjadi lebih maju. Berbagai macam upaya yang bisa dilakukan mulai dari pengembangan dan peningkatan mutu SDM petani, peningkatan teknologi dan inovasi terbaru hingga perbaikan mutu benih yang digunakan petani di seluruh Indonesia. Upaya-upaya tersebut telah dilakukan oleh pemerintah namun, upaya tersebut tidak bisa berjalan secara baik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani tanpa adanya jiwa kewirausahaan didalam diri petani. Sumberdaya manusia yang berkualitas adalah salah satu faktor penentu pertumbuhan ekonomi. Secara eksplisit sumber daya manusia (SDM) berkualitas ada dalam faktor produksi manajemen dan kewirausahaan (entrepreneurship). Selain itu terkait dengan faktor tenaga kerja, teknologi dan informasi, maka hanya SDM yang berkualitas lah yang mampu mengakses teknologi dan informasi dengan cepat dan tepat. Tenaga kerja yang berkualitas juga akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Keberhasilan petani dalam meningkatkan produksinya dengan cara menumbuhkan jiwa kewiraushaan terlihat dalam beberapa kasus di Kecamatan Dringu Kabupaten Probolinggo, dimana para petani kompak dan tangguh untuk terus membudidayakan bawang merah walaupun dalam kondisi kekeringan karena pada dasarnya untuk dapat membudidayakan bawang merah harus memiliki ketersediaan air yang cukup. Banyak tantangan yang dihadapi petani dalam meningkatkan pendapatannya serta di tambah dengan persaingan global yang semakin maju. Maka dari itu kualitas SDM Petani haruslah ditingkatkan dengan cara peningkatan jiwa kewirausahaan. Upaya peningkatan produktifitas dan efesiensi pertanian selain melalui terobosan teknologi baru juga dapat dilakukan atau komplementer dengan peningkatan entrepreneurship petani. Peningkatan entrepreneurship petani mencangkup kepercayaan diri, keberanian mengambil resiko, motivasi, dan Pengetahuan usaha tani. Tujuan dalam penelitian ini yaitu menganalisis sikap kewirausahaan dengan berbagai karakteristik yang ada berupa usia, pendidikan terakhir, pengalaman usaha tani, luas lahan. Selain itu, dalam juga menganalisis kinerja kewirausahaan terhadap pendapatan yang dihasilkan petani dan mengetahui kecenderungan dari karakteristik responden. penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu Desa Mranggon Lawang, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Daerah ini dipilih dengan pertimbangan sebagai salah satu daerah sentra bawang merah di Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari hingga maret 2019. Dalam menentukan responden, penelitian ini menggunakan metode statified random sampling. Langkah pertama untuk menentukan responden. responden dikelompokkan sesuai dengan adalah hasil pendapatan petani. sebanyak 60 petani yang menjadi responden dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment analysis. Hasil yang diperoleh dalam peneltian ini, rata-rata kinerja memasuki tingkat sedang sebesar 0,812 dan belum mencapai tingkat Kinerja optimal. Karakteristik responden terdapat 5 karakteristik yaitu usia, pendidikan formal, luas lahan, tanggungan keluarga dan pengalaman usahatani. Sebagian besar petani yang berada pada usia 36-43 tahun, pendidikan terakhir SMA, memiliki 5 tanggungan keluarga, pengalaman usaha tani 17-24 tahun, dan mempunyai lahan kurang dari 0,5 hektar rata-rata memiliki kinerja yang optimal. Saran untuk meningkatkan sikap kewirausahaan yang ada terlebih kepada orientasi resiko. Petani yang belum mencapai nilai kinerja optimal diharuskan untuk memperhatikan petani peers dengan sikap kewirausahaan yang dimiliki agar mampu meningkatkan pendapatan petani. peran penyuluh untuk menmberikan informasi dan pendidikan formal yang sangat dibutuhkan petani agar kinerja petani dapat maksimal di kinerja optimalnya.