Respon Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) akibat Perlakuan Dosis Pupuk Organik
Main Author: | Ahmad, Mauludin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173477/ |
Daftar Isi:
- Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas sayuran yang digunakan sebagai rempah. Budidaya bawang merah di Indonesia sangat potensial, permintaan bawang merah dari tahun ketahun selalu meningkan sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk di Indonesia. Menurut Data dan Sistem Informasi Pertanian (2015) permintaan kebutuhan masyarakat Indonesia akan selalu meningkat dan diproyeksikan peningkatan tersebut sebesar 2,50 kg/kap/tahun. Prodiktivitas bawang merah di Indonesia rata-rata saat ini mencapai 10,22 ton/ha (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2014). Sementara potensi produktivitas bawang merah menurut (Sumarni dan Achmad, 2005) dapat mencapai > 13 ton/ha untuk musim hujan dan > 25 ton/ha saat musim kemarau. Penyebab belum optimalnya produktivitas bawang merah dikarenakan penurunan kesuburan tanah, disebabkan pengunaan pupuk anorganik terus-menerus. Solusi yang bisa diterapkan salah satunya adalah pengurangan pupuk organik yang dapat memperbaikinya. Maka dari itu, penting mengetahui pengaruh pupuk organik terhadap bawang merah. Penelitian dilaksanakan pada kebun percobaan Agro Techno Park (ATP) Jatikerto kecamatan Kromengan Kabupaten Malang. Analisis tanah dan serapan unsur hara pada tanaman bawang merah dilakukan pada Laboratorium Kimia tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Waktu pelaksanaan penelitian dilaksanakan bulan November 2018 sampai Januari 2019. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sederhana dengan 6 kombinasi perlakuan yaitu (P0) Kontrol = Pupuk anorganik Urea 400 kg/ha, SP36 250 kg/ha dan KCl 200 kg/ha. (P1)= Pupuk organik 6 ton/ha + pupuk anorganik Urea 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha, (P2) = Pupuk organik 8 ton/ha + pupuk anorganik Urea 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha, (P3) = Pupuk organik 10 ton/ha + pupuk anorganik Urea 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha, (P4)= pupuk organik12 ton/ha + pupuk anorganik Urea 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha dan (P5) = pupuk organik 14 ton/ha + pupuk anorganik Urea 200 kg/ha, SP36 150 kg/ha dan KCl 100 kg/ha. Pengamatan percobaan terdiri sampel non destruktif (panjang tanaman, jumlah daun jumlah anakan dan kandungan klorofil), destruktif (jumlah umbi dan bobot umbi), pengamatan panen (bobot umbi per rumpun dan bobot umbi perhektar) dan pegamatan tambahan (analisa kandungan awal unsur hara tanah dan analisa serapan unsur hara tanaman). Hasil penelitian ini menunjukkan pupuk organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bawang merah yaitu panjang tanaman dan kandungan klorofil daun, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan dan jumlah daun Aplikasi pupuk organik berpengaruh nyata terhadap hasil bawang merah yaitu jumlah umbi, bobot umbi segar, bobot umbi kering dan produksi per hektar tanaman bawang merah. Aplikasi pupuk organik tidak berpengaruh nyata terhadap serapan N, P dan K bawang merah. Penggunaan pupuk organik 10 ton/ha dapat mengurangi penggunaan dosis pupuk anorganik 50% rekomendasi menjadi menjadi (200 kg/ha Urea, 150 kg/ha SP36 dan 100 kg/ha KCl).