Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kopi (Coffea arabica) pada Tingkat Manajemen Budidaya yang Berbeda dalam Sistem Agroforestri
Main Author: | Fardiansyah, Ivan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173441/ |
Daftar Isi:
- Pengembangan perkebunan kopi secara berkelanjutan harus sesuai teknik budidaya tanaman kopi yang memperhatikan keamanan pangan, lingkungan, kesehatan, dan mutu. Budidaya tanaman kopi dengan naungan secara agroforestri mulai banyak dilakukan sebagai inovasi baru dalam sistem budidaya tanaman kopi karena tanaman kopi membutuhkan naungan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Manajeman budidaya tanaman kopi mulai dari pemilihan lahan, pemilihan jenis varietas atau klon, penentuan jarak tanam dan lubang tanam, pengelolaan pohon penaung, pengaturan drainase dan pengendalian erosi pada lahan, pemupukan tanaman kopi, pemangkasan tanaman kopi, pengendalian gulma, pengendalian hama penyakit secara terpadu harus dilakukan secara tepat agar dihasilkan tanaman kopi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi (Hadi et al., 2014). Budidaya kopi dengan naungan dengan sistem agroforestri salah satunya terdapat di UB Forest. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan mendapatkan tingkat manajemen budidaya tanaman kopi yang terbaik dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kopi dalam sistem agroforestri. Hipotesis dari penelitian ini adalah tingkat manajemen budidaya yang berbeda pada tanaman kopi dapat menyebabkan pertumbuhan dan hasil produksi yang berbeda pada tanaman kopi dalam sistem agroforestri. Penelitian dilaksanakan di hutan pendidikan UB Forest yang berada di kawasan lereng Gunung Arjuno, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari-Juni selama 5 bulan. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sederhana 1 perlakuan dengan 4 taraf perlakuan. Ulangan perlakuan dilakukan sebanyak 8 kali sehingga diperoleh 32 petak pelakuan. Rancangan perlakuan adalah sebagai berikut: LC= Low Management Coffee atau Manajemen Budidaya Rendah; MC= Medium Management Coffee atau Manajemen Budidaya Sedang; HC= High Management Coffee atau Manajemen Budidaya Tinggi; dan BAU= Business As Usual atau manajemen budidaya yang dilakukan sesuai rekomendasi perhutani. Variabel pengamatan tanaman sampel yang dilakukan dengan pengamatan non destruktif dan pengamatan panen. Pengamatan non-destraktif yang dilakukan yaitu jumlah cabang produktif, jumlah cabang tidak produktif, panjang cabang, jumlah ruas per cabang, jumlah cluster per cabang, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per cluster. Pengamatan panen yang dilakukan yaitu hasil panen per tanaman, bobot segar 100 buah, dan bobot kering 100 buah. Pengamatan lingkungan mikro tanaman yang dilakukan yaitu pengamatan intensitas cahaya matahari, suhu (°c), kelembaban udara (RH). Pengamatan menggunakan 3 tanaman sampel pada setiap ulangan perlakuan. Total tanaman sampel adalah 96 tanaman. Data pengamatan yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% menggunakan ANOVA untuk mengetahui pengaruh masing-masing perlakuan. Apabila hasil yang didapatkan menunjukkan nyata (F hitung > F tabel 5%) maka ii dilanjutkan menggunakan uji BNT dengan taraf 5% agar dapat mengetahui perbedaan diantara perlakuan. Hasil penelitian meunjukkan perbedaan manajemen budidaya yang dilakukan pada setiap perlakuan memberikan pengaruh secara nyata terhadap hampir seluruh variabel pengamatan. Tingkat manajemen budidaya yang berbeda memberikan pengaruh secara nyata terhadap variabel jumlah cabang produktif, jumlah cabang tidak produktif, panjang cabang, jumlah cluster per cabang, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per cluster, hasil panen per tanaman, bobot segar 100 buah, dan bobot kering 100 buah. Tingkat manajemen budidaya yang berbeda tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap variabel jumlah ruas per cabang pada tanaman kopi. Hasil uji regresi antara variabel lingkungan dengan bobot buah panen menunjukkan bahwa variabel lingkungan intensitas cahaya memiliki pengaruh pada bobot buah panen yang lebih tinggi dibanding variabel lingkungan lainnya. Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap bobot buah panen adalah sebesar 57,4%.Hasil produksi tanaman kopi dapat dilihat pada hasil panen per tanaman. Hasil panen per tanaman pada perlakuan business as usual (BAU) memberikan hasil yang lebih tinggi daripada perlakuan lain. Rerata hasil panen pada per lakuan BAU adalah sebesar 3473,39 gram per tanaman. Perlakuan business as usual (BAU) merupakan perlakuan terbaik yang dapat dijadikan rekomendasi pada manajemen budidaya tanaman kopi khususnya di kawasan UB Forest.