Pengaruh Ekstrak Kulit Jeruk Sebagai Inhibitor Korosi Baja Tahan Karat Dalam Media 1 M HCL
Main Author: | Hutagalung, Aldo Hamonangan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173433/ |
Daftar Isi:
- Korosi adalah degradasi bahan kimia seperti logam, semikonduktor, isolator, dan bahkan polimer karena paparan lingkungan. Korosi terjadi di permukaan dan melibatkan sebagian besar material dan gas atau cairan yang berhubungan. Pengendalian korosi dengan inhibitor telah banyak disukai dan digunakan karena mudah ditemukan dan harganya murah. Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan / dimasukkan dalam jumlah sedikit kedalam suatu zat korosif dapat secara efektif memperlambat atau mengurangi laju pengkaratan yang ada. Inhibitor yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak kulit jeruk. Dipilih ekstrak kulit jeruk dikarenakan bahan tersebut dapat ditemui dengan mudah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak kulit jeruk terhadap laju korosi plat besi SS 304 dengan media 1 M HCl. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode eksperimental nyata (true experiment research) yang digunakan secara langsung pada objek yang akan diuji. Pada penelitian ini digunakan baja stainless steel 304 yang merupakan baja yang lebih mudah didapat daripada baja stainless steel 316 serta dapat diaplikasikan pada berbagai bidang industri dan non industri. Variabel bebas yang digunakan adalah konsentrasi inhibitor (0 ppm, 1000 ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm). Dari hasil penelitian didapat bahwa ekstrak kulit jeruk mampu menghambat korosi pada besi SS 304. Berdasarkan metode HPLC dapat diketahui bahwa senyawa yang terdapat pada kulit jeruk salah satunya adalah linoleic acid atau asam linoleat dan palmitic acid atau asam palmitat dimana senyawa tersebut dapat membantu menghambat korosi. Dari tafel polarisasi potensiodinamik diketahui bahwa polarisasi yang terjadi adalah polarisasi anodik. Pada pemberian inhibitor mampu menurunkan laju korosi, hal ini disebabkan inhibitor ini mampu membuat lapisan tipis yang melindungi permukaan spesimen dari media korosif. Untuk penambahan inhibitor, dapat bekerja optimal pada konsentrasi 3000 ppm dengan laju korosi terendah sebesar 0,25254 mm/year dan efisiensinya sebesar 59,55%. Pada saat konsentrasi lebih dari 3000 ppm, kerja inhibitor menurun. Hal ini disebabkan pada saat penambahan inhibitor yang terlalu banyak, larutan menjadi terlalu pekat yang menyebabkan ion Fe2+ semakin teroksidasi dan membuat lapisan Fe-linoleat cenderung tidak terikat dengan sempurna atau terjadinya desorbsi yang kemudian menjadi pengotor sehingga laju korosi meningkat.