Pengaruh Dosis Pupuk P dan Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Giberelin Pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)
Main Author: | Permana, Ati Setiawati |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173405/ |
Daftar Isi:
- Mentimun adalah salah satu komoditas sayuran hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia, dan memiliki banyak manfaat diantaranya adalah nilai gizi mentimun yang baik karena sayuran buah ini adalah sumber mineral dan vitamin. Buah mentimun dipercaya mengandung zat-zat saponin, protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1, dan C. Mentimun mentah bersifat menurunkan panas badan, juga meningkatkan stamina. Kandungan 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,19 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 g tianin, 0,05 g riboflavin, 14 mg asam (Sumpena, 2001). Menurut Desiliani (2018) sebagian besar mentimun lokal di Indonesia komposisi bunganya didominasi bunga jantan. Presentasi bunga betina sangat rendah yaitu dibawah 5% bahkan di lapangan banyak ditemukan tanaman mentimun yang tidak memiliki bunga betina. Komposisi yang tidak seimbang inilah yang dapat menurunkan hasil buah mentimun. Salah satu zat pengatur tumbuh ialah Giberelin, giberelin mampu mempengaruhi sifat genetik dan proses fisiologi yang terdapat dalam tumbuhan, seperti pembungaan dan partenokarpi. Fungsi fosfor dan zat pengatur tumbuh memiliki peran yang sama dalam pembungaan tanaman mentimun yaitu meningkatkan jumlah bunga dan mempercepat proses pembungaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk P dan pemberian zat pengatur tumbuh giberelin terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan respon pada pertumbuhan dan hasil akibat dosis pupuk dan perbedaan konsentrasi zat pengatur tumbuh giberelin terhadap tanaman mentimun. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2019 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang terletak di kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) sederhana yang diulang sebanyak 3 kali dengan 9 perlakuan. Berikut adalah perlakuan pupuk P dan konsentrasi Giberelin yaitu P1= Giberelin 0 ppm + Pupuk P 0 kg/ha, P2= Giberelin 0 ppm + Pupuk P 100 kg/ha P3 = Giberelin 0 ppm + Pupuk P 200 kg/ha, P4= Giberelin 100 ppm + Pupuk P 0 kg/ha, P5 = Giberelin 100 ppm + Pupuk P 100 kg/ha, P6 = Giberelin 100 ppm + Pupuk P 200 kg/ha, P7 = Giberelin 200 ppm + Pupuk P 0 kg/ha , P8 = Giberelin 200 ppm + Pupuk P 100 kg/ha, P9 = Giberelin 200 ppm + Pupuk P 200 kg/ha. Sehingga dari perlakuan tersebut didapatkan 27 satuan percobaan. Dalam 1 plot terdapat 8 tanaman mentimun, Tanaman yang digunakan sebagai sampel adalah 4 tanaman pada petak pertumbuhan dan panen dan 4 untuk destruktif. Total seluruh tanaman adalah 216 tanaman Pelaksanaan penelitian meliputi analisis tanah, pengolahan lahan, penyemaian, penanaman, penyulaman, pemupukan, pemberian giberelin, pengairan, pengajiran, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, panen. Pengamatan dilakukan pada komponen pertumbuhan dan komponen panen. Pengamatan pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, umur berbunga, bobot kering tanaman dan luas daun. Pengamatan panen meliputi panjang buah, diameter buah, jumlah buah panen total per tanaman, bobot segar buah per tanaman, dan bobot segar buah per buah. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Kemudian apabila dari hasil pengujian didapatkan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan perbandingan antar perlakuan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf p = 0,05 Berdasarkan peneltian maka didapatkan hasil yaitu perlakuan 200 ppm + 100 kg/ha merupakan hasil terbaik dalam petumbuhan dan 200 ppm + 200 kg/ha merupakan hasil terbaik dalam hasil mentimun baik dari segi biologis maupun segi ekonomi. maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan respon dari tanaman yang diakibatkan pengaruh giberelin dan pupuk P yaitu perlakuan 200 ppm giberelin + 100 kg/ha pupuk P merupakan hasil terbaik dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman mentimun, Perlakuan 200 kg/ ha + 200 kg/ha merupakan hasil terbaik dalam mempengaruhi hasil mentimun, Perlakuan 0 ppm + 0 kg/ha menunjukkan hasil yang paling rendah dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun. Budidaya tanaman mentimun menunjukkan R/C Ratio tertinggi sebesar 1,80 yaitu pada perlakuan 200 ppm + 200 kg/ha dan terkecil 1,07 yaitu pada perlakuan 0 ppm + 0 kg/ha. Seluruh perlakuan dapat dilakukan karena dapat memberikan keuntungan kepada petani, namun untuk keuntungan yang paling besar maka petani direkomendasikan untuk menggunakan perlakuan 200 ppm + 200 kg/ha. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka disarankan untuk penelitian lanjutan dengan peningkatan giberelin guna mengetahui konsentrasi optimum dalam mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman, serta penggunaan pupuk P dengan range yang tidak berdekatan.