Efektivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam.) Sebagai Antijamur Terhadap Penyakit Busuk Buah (Gloeosporium Sp.) Pada Tanaman Apel (Malus Sylvestris Mill.)
Main Author: | Andryani, Tanty |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173397/1/Tanty%20Andryani%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173397/ |
Daftar Isi:
- Apel merupakan buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena memiliki rasa yang manis dan kandungan gizi cukup tinggi. Penyakit busuk buah apel yang disebabkan oleh jamur Gloeosporium sp. adalah salah satu penyakit yang sering ditemukan pada tanaman apel yang mengakibatkan gagal panen. Dalam mengatasi masalah ini, kebanyakan petani menggunakan fungisida sintesis yang dapat menimbulkan banyak kerugian. Secara alternatif jamur dapat dikendalikan oleh fungisida yang berasal dari alam yang aman bagi lingkungan dan tidak ada residu. Salah satu bagian tanaman yang telah diketahui dapat dijadikan fungisida nabati yaitu daun dari tanaman kelor. Daun kelor mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin yang memiliki aktivitas antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun kelor terhadap penyakit busuk buah yang disebabkan oleh jamur Gloeosporium sp. pada tanaman apel. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Toksikologi dan Penyakit Tumbuhan (sub Mikologi), Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang dimulai bulan Februari hingga Mei 2019. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diujikan yaitu media tanpa pemberian ekstrak daun kelor (kontrol), media dengan campuran ekstrak daun kelor konsentrasi 25.000 ppm hingga 125.000 ppm, dan 1 perlakuan pemberian mankozeb 80% 2000 ppm. Daun kelor diekstrasi menggunakan metode maserasi (perendaman). Penelitian ini dilakukan secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro, berbagai konsentrasi ekstrak daun kelor yang dicampur dengan media PDA diinokulasi jamur Gloeosporium sp. Penghambatan pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. diukur dari diameter koloni dan berat kering miselium jamur. Secara in vivo buah apel direndam dengan larutan ekstrak daun kelor kemudian ditusuk 1 tusukan pada permukaan dengan suspensi jamur Gloeosporium sp. Diameter gejala Gloeosporium sp. yang muncul pada permukaan apel diukur selama 9 HSI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor dapat dijadikan fungisida nabati dalam menekan pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. Perlakuan ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 25.000 ppm sudah mampu menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. penyebab penyakit busuk buah apel secara in vitro maupun in vivo. Pada konsentrasi ekstrak daun kelor 75.000 ppm merupakan konsentrasi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. pada pengujian in vitro dengan nilai persentase penghambatan sebesar 50,05% sedangkan in vivo pada konsentrasi ekstrak daun kelor 100.000 ppm. Nilai Lethal Concentration (LC50) ekstrak daun kelor dalam menghambat pertumbuhan jamur Gloeosporium sp. sebesar 50% yaitu konsentrasi ekstrak daun kelor 78.368 ppm.