Identifikasi Rantai Pasok dan Analisis Risiko Penggilingan Padi dalam Rangka Pengurangan Hasil Menir (Kasus di Dusun Krajan, Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang)
Main Author: | Putri, Leny Brillian |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173390/ |
Daftar Isi:
- Produksi komoditas padi Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahun, terutama tujuh tahun terakhir yaitu sejak tahun 2011 hingga 2017 trend kenaikan produksi beras juga terus mengalami kenaikan yakni 65,75 juta ton pada tahun 2011 dan 81,38 juta ton pada tahun 2017 (Badan Pusat Statistik, 2018). Peningkatan produksi padi tidak terlepas dari peranan petani sebagai produsen komoditas padi di dalam rantai pasok. Rantai pasok pasca panen penggilingan padi hingga menjadi beras mulai dari petani sebagai penyedia bahan baku, kemudian penggiling padi sebagai produsen beras dan hasil samping lain khususnya menir, dan pendistribusian kepada konsumen baik kepada masyarakat sekitar, peternak maupun industri olahan pakan. Risiko dalam rantai pasok produk pertanian lebih tinggi, karena ada sumber- sumber ketidakpastian dan hubungan yang kompleks antara pelaku dalam rantai pasok tersebut. Analisis terhadap sumber risiko penggilingan padi perlu dilakukan untuk meminimalkan kehilangan hasil pasca panen padi dan mengoptimalkan produksi beras. Metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat risiko penggilingan padi adalah Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis dengan menghitung penilaian tingkat kejadian risiko (Occurence), dampak risiko (Severity), dan deteksi dari risiko (Detection). Nilai O, S, D yang didapatkan digunakan untuk memperoleh nilai FRPN (Fuzzy Rate Priority Number) yang memberikan nilai tingkat prioritas risiko pada rantai pasok. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, baik faktor dari dalam seperti faktor produksi, faktor pemasaran, faktor sumber daya manusia, maupun faktor dari luar usahatani padi seperti iklim maupun cuaca. Hasil dari identifikasi risiko dengan prioritas tertinggi pada masing-masing variabel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Struktur rantai pasok pascapanen yang di di Desa Watugede pada tingkat supplier adalah seluruh petani padi di desa Watugede serta petani dari luar Desa Watugede sebagai penyedia bahan baku produksi. Penggiling I berperan sebagai produsen dan distributor beras, serta pengepul dari produk sampingan beras khususnya menir. Sedangkan penggiling II dan Penggiling III berperan sebagai produsen beras yang bekerjasama dengan penggiling I untuk memasok menir. Sehingga, penggiling padi di Desa Watugede berperan dalam memenuhi kebutuhan beras masyarakat sekitar Kecamatan Singosari sebagai konsumen. Jenis risiko yang diperoleh dari penggiling padi di Desa Watugede dari setiap variabel yaitu risiko prioritas pada variabel pemasaran adalah kerusakan pada saat penyimpanan dengan nilai FRPN sebesar 9,0628525 yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Risiko prioritas pada variabel produksi adalah ketersediaan gabah tidak menentu yang berkaitan dengan kegagalan panen akibat serangan hama dengan nilai FRPN sebesar 5,38664392 dengan kategori sedang. Prioritas risiko pada variabel SDM adalah tenaga kerja yang kurang terampil dengan nilai FRPN sebesar 6,66328235 dengan kategori sedang-tinggi. Manajemen risiko yang di dapat berdasarkan hasil analisis risiko penggilingan padi di Desa Watugede adalah melakukan penerapan manajemen usahatani yang lebih baik dalan setiap proses dalam rantai pasok serta melakukan survei pasar secara berkala dan memunculkan kepekaan terhadap kondisi pasar sehubungan dengan produk beras menjadi strategi mitigasi yang sesuai untuk penggiling padi di Desa Watugede.