Pengaruh Dosis Pupuk Kcl Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Tanaman Buncis Tegak (Phaseolus Vulgaris L
Main Author: | Rokhmat, Miftah Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173362/1/MIFTAH%20NUR%20ROKHMAT%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173362/ |
Daftar Isi:
- Kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) tergolong sayuran kacang-kacangan yang cukup penting, mempunyai nilai gizi tinggi, banyak disukai dan mudah pembudidayaannya. Kandungan gizi yang banyak dan harga yang terjangkau inilah yang membuat permintaan terhadap tanaman buncis sangat tinggi. Produksi buncis di Indonesia sejak tahun 2010 sampai 2014 cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya kecuali tahun 2012-2013 yang mengalami kenaikan. Data produksi di Indonesia tahun 2010-2014 untuk tanaman buncis sebesar 336.494 ton, 334.659 ton, 322.145 ton, 327.378 ton, 318.218 ton (BPS, 2015). Produktivitas yang rendah dapat disebabkan oleh pemupukan yang kurang tepat dan pemilihan varietas yang memiliki umur yang lebih panjang, tidak tahan terhadap penyakit dan berproduksi rendah. Produktivitas buncis dapat dicapai dengan penanaman varietas unggul. Varietas unggul memegang peranan yang cukup menonjol, terutama dalam kontribusinya untuk meningkatkan produktivitas. Selain pemilihan varietas cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan meningkatkan penggunaan pupuk dengan dosis yang tepat, dengan pemupukan yang tepat maka akan meningkatkan produksi yang akan dihasilkan juga semakin meningkatkan kualitas buncis. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Oktober 2017 sampai Januari 2018 yang dilaksanakan dilahan pertanian, di desa Dadaprejo, kecamatan Junrejo, kota Batu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) dengan dua belas perlakuan dan tiga ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan pada faktor satu yaitu menggunakan 3 macam varietas yang terdiri dari varietas Gypsy, Balitsa 2, dan Balitsa 3. Sedangkan faktor yang kedua yaitu pupuk kalium yang terdiri dari tanpa pemberian pupuk KCl, 175 kg KCl ha-1, 200 kg KCl ha-1, 225 kg KCl ha-1. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Analisis sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5% jika antar perlakuan berbeda nyata. Pada penelitian ini pengamatan dilakukan saat tanaman buncis berumur 14 HST, 24 HST, 34 HST, 44 HST, dan saat panen 50 HST, 53 HST dan 56 HST. Pengamatan tanaman buncis dilakukan secara destruktif dan non-destruktif. Pengamatan non destruktif yang diamati meliputi variable yaitu: tinggi tanaman dan jumlah daun. Pengamatan destruktif yang diamati meliputi variable yaitu: luas daun, berat segar total tanaman, berat kering total tanaman. Pengamatan panen yang diamati meliputi variable yaitu: jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman sampel, hasil per hektar dan indeks Panen. Berdasarkan hasil penelitian pada semua parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman, jumlah polong, berat polong, hasil panen per hektar dan indeks panen tidak terjadi interaksi akan tetapi berbeda nyata antar perlakuan. Berdasarkan hasil yang diperoleh perlakuan tingi tanaman yang paling tingi adalah Balitsa 3 sebesar 50.66 cm dan perlakuan penambahan pupuk KCl 225 kg Ha-1 44 HST sebesar 51.59 cm. Parameter jumlah daun pada pengamatan 44 HST perlakuan varietas Balitsa 3 menunjukkan hasilii yang paling tinggi sebesar 30.75 helai dan perlakuan penambahan pupuk KCl 225 kg Ha-1 44 HST sebesar 30.11 helai. Pada parameter bobot segar dan bobot kering total tanaman pengamatan 44 HST menunjukkan hasil yang paling tinggi yaitu perlakuan Balitsa 3 sebesar 77.05 gram, dan perlakuan pemberian pupuk 225 KCl kg ha-1 sebesar 76.09 gram dan juga untuk bobot kering tanaman yang paling tinggi yaitu perlakan varietas Balitsa 3 sebesar 26.01 gram dan perlakuan pemberian pupuk 225 KCl kg ha-1 sebesar 26.78 gram. Pada parameter luas daun nilai tertinggi yaitu perlakuan varietas Balitsa 3 sebesar 612.74 cm2 dan perlakuan pemberian pupuk 225 KCl kg ha-1 dengan nilai 602.40 cm2. Hasil analisis ragam jumlah polong panen pertama menunjukkan bahwa perlakuan Balitsa 3 menunjukkan nilai sebesar 15.06 dan penambahan dosis pupuk 225 KCl kg ha-1 memiliki nilai yang paling tinggi yaitu 15.30, sedangkan pada panen kedua varietas Balitsa 3 menunjukkan nilai sebesar 13.58 dan perlakuan pemberian dosis pupuk 225 KCl kg ha-1 menunjukkan nilai sebesar 14.22, pada penen ketiga perlakuan varietas Balitsa 3 menunjukkan nilai sebesar 12.03 dan pada perlakuan pemberian dosis pupuk 225 KCl kg ha-1 menunjukkan nilai sebesar 12.48. namun tidak berbeda nyata pada perlakuan varietas Balitsa 2 dengan dosis pupuk 200 kg KCl ha-1.