Analisis Pertumbuhan Dan Hasil Aksesi Jahe Emprit (Zingiber Officinale Var. Amarum) Di Dataran Tinggi
Main Author: | Amin, Dewi Suci Komsa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173350/1/DEWI%20SUCI%20KOMSA%20AMIN%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173350/ |
Daftar Isi:
- Tanaman jahe (Zingiber officinale var. amarum) termasuk dalam tanaman temu-temuan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Produksi rimpang jahe menurut Badan Pusat Statistik pertanian, mulai tahun 2013 hingga 2017 mengalami peningkatanan dari tahun ke tahun. Produksi pada tahun 2013 produksi jahe mencapai 155.286 ton, kemudian meningkat pada tahun 2017 mencapai 216.586 ton. Sentra produksi jahe terbesar di Indonesia adalah Provinsi Jawa Timur seperti Malang, Nganjuk, Ngawi, Pamekasan, Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Azizah et al. (2018) mendapatkan 7 aksesi jahe emprit yang menunjukkan bahwa masing-masing aksesi jahe emprit memiliki potensi hasil yg berbeda. Aksesi jahe emprit yang telah dikumpulkan dari berbagai lingkungan tumbuh tersebut mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi bahan tanam unggul di lingkungan baru, yaitu UB Forest. Aksesi yang memiliki kemampuan adaptasi akan menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih tinggi dibandingkan aksesi lain. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan dan hasil aksesi jahe emprit yang berasal dari lingkungan biofisik berbeda di kawasan UB Forest dan mendapatkan aksesi jahe emprit yang berpotensi memiliki daya hasil tinggi. Hipotesis dari penelitian ini adalah aksesi yang mempunyai potensi produksi yang tinggi akan menghasilkan produksi yang tinggi pula jika ditanam di lingkungan yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan pendidikan dan penelitian Universitas Brawijaya (UB Forest) di Dusun Sumbersari, Desa Tawang Argo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2018 hingga Juni 2019. Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tujuh aksesi jahe emprit yang berasal dari JE M.Ng (Ngantang, Malang), JE M.Sg (Singosari, Malang), JE Nj (Nganjuk), JE Nw (Ngawi), JE Pk (Pamekasan), JE Wr (Wonogiri), JE Tg.Sd (Trenggalek) dan diulang empat kali. Pengamatan tanaman dilakukan dengan cara destruktif dan panen. Parameter pengamatan pertumbuhan terdiri dari persentase tumbuh, tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah anakan, panjang akar, bobot kering tanaman, kandungan klorofil dan laju pertumbuhan. Parameter pengamatan sampel panen terdiri dari jumlah ruas, panjang rimpang, diameter rimpang, kadar air rimpang, bobot basah rimpang per tanaman dan bobot basah rimpang per hektar. Hasil pengamatan dianalisis uji F dengan taraf 5 %. Jika hasil yang didapatkan berbeda nyata, maka dilakukan uji DMRT dengan taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan hasil aksesi jahe emprit yang memiliki hasil lebih tinggi dimiliki oleh aksesi yang berasal dari Kabupaten Ngawi dan Nganjuk dengan produksi mencapai 4,03 ton ha-1 dan 3,35 ton ha-1, sedangkan aksesi yang memiliki hasil rendah dimiliki oleh aksesi yang berasal dari Kabupaten Pamekasan dengan produksi 1,28 ton ha-1.