Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bit Merah (Beta Vulgaris L.) Di Dataran Rendah Terhadap Komposisi Dan Macam Media Tanam
Main Author: | Wildasari, Agnes |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173343/1/AGNES%20WILDASARI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173343/ |
Daftar Isi:
- Jumlah ekspor bit merah ke Indonesia dari Australia mencapai 36.59% dari total ekspor keseluruhan. Jumlah ekspor yang tinggi, meningkatkan upaya untuk budidaya bit merah guna peningkatan produksi dan mengurangi jumlah ekspor, salah satu yang dapat dilakukan adalah budidaya bit merah di dataran rendah. Penggunaan media tanam dengan bahan organik dan komposisi yang tepat dapat dilakukan untuk budidaya tanaman bit merah didaratan rendah, sebagai upaya untuk mengatasi faktor pembatas utama yaitu suhu yang tinggi. Tujuan penelitian adalah mempelajari dan mendapatkan komposisi dan macam media tanam yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di dataran rendah. Hipotesis yang diajukan adalah media tanam tanah dan pupuk kandang kambing dengan komposisi 1:2 mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bit merah di dataran rendah. Penelitian dilakukan bulan Februari hingga bulan April 2019 di Agro Techno Park, Desa Jatikerto, Kecamatan Kromengan, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan cangkul, meteran, jangka sorong, penggaris, kamera, timbangan analitik, termometer, leaf Area Meter (LAM), oven, thermohygrometer, soil moisture tester, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah benih bit merah verietas Boro, polybag, pupuk SP36, pupuk Urea, dan pupuk KCl, media tanam menggunakan tanah katel, pupuk kandang ayam, pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, dan pupuk kompos. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 13 perlakuan yaitu PO: Kontrol (tanah), P1; tanah: pupuk kandang ayam l:1, P2; tanah : pupuk kandang ayam 2:1, P3; tanah: pupuk kandang ayam 1:2, P4: pupuk kandang kambing 1:1, P5; tanah : pupuk kadang kambing 2:1, P6; tanah : pupuk kandang kambing 1:2, P7; tanah : pupuk kandang sapi 1:1, P8; tanah : pupuk kadang sapi 2:1, P9; tanah : pupuk kandang sapi 1:2, P10; tanah : pupuk kompos 1:1, P11; tanah : pupuk kompos 2:1, P12; tanah: pupuk kompos1:2 yang diulang sebanyak 3 kali. Pengamatan dilakukan pada umur tanaman 28 hst, 35 hst, 42 hst, 49 hst dan 56 hst (panen). Parameter pengamatan terdiri dari parameter pertumbuhan meliputi jumlah daun, luas daun, panjang tanaman, bobot segar tanaman, dan bobot kering tanaman, parameter hasil meliputi bobot umbi pertanaman, diameter umbi, dan panjang umbi, serta parameter lingkungan meliputi suhu dan kelembaban udara, serta suhu dan kelembaban tanah. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANNOVA dengan uji tabel F taraf 5% dan selanjutnya dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5%. Perlakuan tanah dengan pupuk kandang kambing 1:2 memberikan hasil terbaik pada parameter pertumbuhan ( luas daun tanaman, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman), dan pada parameter hasil panen (bobot umbi pertanaman). Perlakuan tanah dengan pupuk kandang kambing 1:2 meningkatkan bobot umbi dari perlakuan tanah sebesar 52,03% yaitu dari 37,51 gram menjadi 118,88 gram.