Periode Kritis Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Grobogan Pada Persaingan dengan Gulma
Main Author: | Aisyah, Siska Yulia Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173331/ |
Daftar Isi:
- Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) ialah tanaman yang termasuk kedalam Family Leguminosae yang dimanfaatkan bijinya. Rendahnya produktifitas kedelai disebabkan oleh kurangnya kesadaran petani akan pentingnya kegiatan pengendalian gulma di areal pertanaman. Keberadaan gulma di areal pertanaman kedelai ialah suatu masalah yang dapat mempengaruhi hasil produksi. Pertumbuhan gulma tidak selamanya mengganggu pertumbuhan tanaman utama, namun terdapat suatu periode dimana tanaman sangat sensitif dengan adanya kompetisi gulma yang disebut dengan periode kritis. Periode kritis dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan waktu yang tepat dilakukannya pengendalian gulma, agar tingkat kehilangan hasil dapat ditekan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari hingga bulan April 2019 di lahan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Pengembangan Benih Palawija, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang terletak di Jl. Raya Randuagung No. 120 A, Desa Randuagung, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan ialah hand traktor, cangkil, knapsack, papan label, kamera, meteran jahit, timbangan analitik, oven, alat tulis, besi kuadran ukuran 0,5 m × 0,5 m, LAM (Leaf Area Meter) dan tugal. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah benih tanaman kedelai varietas Grobogan, pupuk urea, pupuk SP36 dan pupuk KCl serta insektisida berbahan aktif profenofos 500 g l-1. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 12 taraf perlakuan, yaitu G1: Periode bergulma 0 - 2 MST; G2: Periode bergulma 0 - 4 MST; G3: Periode bergulma 0 - 6 MST; G4: Periode bergulma 0 - 8 MST; G5: Periode bergulma 0 - 10 MST; G6: Periode bergulma 0 – Panen; G7: Periode bebas gulma 0 - 2 MST; G8: Periode bebas gulma 0 - 4 MST; G9: Periode bebas gulma 0 - 6 MST; G10: Periode bebas gulma 0 - 8 MST; G11: Periode bebas gulma 0 - 10 MST; G12: Periode bebas gulma 0 - Panen (kontrol). Setiap perlakuan terdapat tiga ulangan sehingga diperoleh 36 satuan pecobaan. Pengamatan dilakukan secara destruktif dan non-destruktif. Pengamatan gulma meliputi analisis vegetasi dan bobot kering total gulma, sedangkan untuk tanaman kedelai meliputi tinggi tanaman, jumlah daun trifoliate, luas daun dan jumlah cabang serta bobot kering tanaman. Pengamatan komponen hasil meliputi jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, bobot 100 biji, bobot kering biji (g) dan produksi biji kering ton ha-1. Analisis data menggunakan ragam ANOVA (uji f) dengan taraf 5%. Apabila hasil pengujian berpengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa periode bergulma dan periode bebas gulma meningkatkan variabel bobot kering gulma, jumlah daun, luas daun, jumlah cabang, bobot kering tanaman, jumlah polong/tanaman, jumlah biji/tanaman, bobot 100 biji, bobot kering biji (g) dan produksi biji kering (ton ha-1), namun menurunkan variabel tinggi tanaman. Jenis tanah ultisol mendukung pertumbuhan gulma Echinochloa crusgalli dari fase awal pertumbuhan hingga akhir fase pertumbuhan, sehingga menyebabkan periode kritis tanaman kedelai varietas Grobogan terjadi pada 0 - 4 MST dengan tingkat kehilangan hasil 0,14% hingga 46,92%.