Strategi Komunikasi Penyuluh Pertanian Dalam Mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi Pada Kelompok Tani Di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang

Main Author: Syahra, Latifah Dian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173324/
Daftar Isi:
  • Pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peran penting dalam pembangunan ekonomi nasional, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, pemenuhan kebutuhan pangan, maupun penyerapan tenaga kerja. Pembangunan pertanian masa mendatang merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian. Salah satu permasalahan di bidang pertanian yaitu kelembagaan petani yang belum memiliki posisi tawar kuat (Kementerian Pertanian, 2015). Untuk mengatasi permasalahan di sektor pertanian khususnya masalah kelembagaan petani yang selama ini hanya berperan sebagai wadah pembinaan teknis dan sosial dengan orientasi utama yaitu mendapatkan fasilitas pemerintah, Kementerian Pertanian pada tahun 2017 mulai menjalankan program pertanian korporasi dengan mengembangkan kawasan pertanian berbasis korporasi petani. Program pertanian korporasi sebenarnya merupakan program yang baik untuk terus dijalanan. Namun, program pertanian korporasi yang digalakkan oleh penyuluh masih sedikit petani yang mengerti dan mau berpartisipasi. Kegiatan sosialiasi program pertanian korporasi perlu dilakukan dengan menggunakan strategi komunikasi yang tepat. Strategi komunikasi yang tepat akan memengaruhi perubahan perilaku petani baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Melihat pentingnya strategi komunikasi yang diterapkan oleh penyuluh dalam keberhasilan kegiatan sosialisasi suatu program, maka perlu dilakukan analisis strategi komunikasi yang digunakan oleh penyuluh pertanian dalam kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di lokasi penelitian yaitu Desa Purworejo. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan peran penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang (2) Mengidentifikasi hambatan penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang (3) Menganalisis strategi komunikasi penyuluh dalam mensosialisasikan Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang dan (4) Menganalisis perubahan perilaku petani bawang merah di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang setelah adanya sosialisasi Program pertanian Korporasi. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di Desa Purworejo Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive atau sengaja. Teknik penentuan informan dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling untuk menentukan informan kunci dan snowball sampling untuk penentuan informan. Informan terdiri dari 3 key Informant terdiri dari 1 penyuluh pertanian, 1 orang pengurus kelompok tani, 1 orang pengurus korporasi dan empat orang informan. Penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif Miles Huberman dan Saldana (2014) yang dilakukan dalam 3 langkah yaitu data condensation, data display, dan conclusion drawing ii and verification). Uji keabsahan data pada penelitian ini menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah penyuluh pertanian memiliki beberapa peran di Desa Purworejo yaitu penyuluh berperan sebagai pembimbing dengan memberikan arahan terkait usahatani, melakukan koordinasi dengan pengurus kelompok tani mengenai Program Pertanian Korporasi dan mendampingi pengurus korporasi bawang merah di Desa Purworejo dalam kegiatan sosialisasi program. Kedua, penyuluh berperan sebagai organisator dan dinamisator yang ikut membentuk dan menggerakan organisasi petani di Desa Purworejo. Ketiga, penyuluh berperan sebagai teknisi yang berperan memberikan praktik langsung pada petani, membantu pengurus korporasi dalam teknis pelaksanaan sosialisasi Program dan penyuluh berperan sebagai jembatan penghubung yang membantu menyampaikan inovasi atau informasi dari pusat seperti dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang ke petani, selain itu penyuluh merangkum dan menyampaikan aspirasi dari petani ke pusat. Hambatan yang terjadi pada kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo meliputi hambatan dalam proses penyampaian yang disebabkan oleh komunikan yang sulit untuk menerima pesan. Kedua adalah hambatan secara fisik yang dialami adalah kondisi rumah anggota kelompok tani yang dijadikan tempat pertemuan rutin belum mampu menampung seluruh anggota kelompok tani yang hadir. Ketiga, hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan) dalam kegiatan sosialisasi program korporasi tidak terjadi. Hambatan yang terakhir adalah hambatan sosial yang terjadi adalah persepsi petani yang masih kurang baik terkait koperasi yang baru dibentuk. Strategi komunikasi oleh penyuluh pertanian pada sosialisasi Program Pertanian Korporasi di Desa Purworejo adalah dengan membagi kegiatan sosialisasi ke dalam dua tahap. Sosialisasi Program Pertanian Korporasi dilakukan dengan mengkombinasikan tiga bentuk komunikasi yaitu komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Komunikasi Antarpersonal dilihat dari siapa sumber informasi, pesan yang disampaikan, media apa saja yang digunakan, dan siapa saja yang menjadi komunikan (receiver) dalam kegiatan sosialisasi. Komunikasi kelompok dilakukan dengan mengadakan kegiatan sosialisasi Program Pertanian Korporasi di tingkat kelompok tani di Desa Purworejo dan Komunikasi Massa terjadi pada pelaksanaan launching atau peresmian Program Pertanian Korporasi dengan melibatkan media online dan media cetak. Perubahan perilaku pada petani setelah adanya sosialisasi Program Pertanain Korporasi di Desa Purworejo adalah perubahan dari segi pengetahuan yang meliputi pengetahuan terkait gambaran umum dan tujuan dari pelaksanaan Program Pertanian Korporasi. Kedua, perubahan sikap yang terjadi pada petani di Desa Purworejo adalah adanya sikap positif petani terhadap program pertanian korporasi ditunjukan melalui kesediaan mereka untuk berpartisipasi pada program dan sikap negatif petani ditunjukan dengan ketidaksediaan petani untuk berpartisipasi dalam Program. Setelah kegiatan sosialisasi Program Korporasi dilakukan belum ada perubahan dari segi keterampilan petani. Hal ini disebabkan sosialisasi Program Pertanian Korporasi yang dilaksanakan masih bersifat informatif.