Analisis Pengendalian Kualitas Kemasan Gula Kristal Putih (Kasus di PT Gendhis Multi Manis)

Main Author: Puspitasari, Adelina Novia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173302/
Daftar Isi:
  • Peningkatan kebutuhan konsumsi gula mengakibatkan perlunya kesadaran setiap produsen gula dalam aspek pengendalian kualitas. Persaingan tidak hanya dilihat berdasarkan kuantitas yang dihasilkan, melainkan juga berdasarkan kualitas produk yang dihasilkan (Sari, 2018). Perusahaan dituntut untuk selalu menjaga kualitas produk agar sesuai standar dan memenuhi selera konsumen. Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri di Indonesia dalam bidang industri maupun jasa telah menuntut adanya persaingan yang ketat terhadap usaha yang dilakukan. Persaingan dapat terlihat pada industri gula, salah satu perusahaan yang memproduksi gula adalah PT Gendhis Multi Manis. Dalam persaingannya, perusahaan selalu berupaya untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi pada proses pembuatan produknya, baik dari segi produk gulanya maupun kemasan. PT Gendhis Multi Manis telah melakukan pengendalian kualitas, akan tetapi berdasarkan kenyataan di lapang masih banyak ditemukan kerusakan. Kualitas merupakan faktor penting dalam suatu bisnis untuk menentukan citra perusahaan, oleh karena itu kualitas perlu dikendalikan dengan seoptimal mungkin.Dalam proses pelaksanaan pengendalian kualitas yang telah dilakukan perusahaan, setiap hari masih ditemukan beberapa kemasan karung yang rusak, seperti karung robek dan rusak jahitan. Suatu produk dikatakan mengalami kerusakanapabila output tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan,sehingga diperlukan rework dan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apabila kerusakan kemasan terus terjadi, maka akan mengakibatkan adanya kerugian bagi pihak PT Gendhis Multi Manis. Tujuan penelitian ini adalah(1) menganalisis nilai-nilai kerusakan pada proses pengemasan Gula Kristal Putih di PT Gendhis Multi Manis, (2) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kerusakan pada proses pengemasan Gula Kristal Putih di PT Gendhis Multi Manis, (3) menganalisis biaya pelaksanaan pengendalian kualitas proses pengemasan dan jumlah kerusakan optimal karung Gula Kristal Putih di PT Gendhis Multi Manis, (4) merumuskan perbaikan yang dapat diterapkan pada sistem pengendalian kualitas proses pengemasan produk Gula Kristal Putih di PT Gendhis Multi Manis pada tahun 2017 dan 2018. Objek penelitian difokuskan pada pengendalian kualitas pengemasan karung. Penelitian dilakukan di PT Gendhis Multi Manis sebab perusahaan sedang berupaya mewujudukan swasembada gula bersama pemerintah. Metodeanalisis yang digunakan yaitu Statistical Quality Control (SQC) dan perhitungan biaya kualitas. SQC terdiri dari alat analisis check sheet, histogram, p-chart, diagram pareto, dan diagram fishbone.Metode biaya kualitas optimal terdiri dari biaya pengawasan, biaya penjaminan, total biaya kualitas, dan jumlah rusak optimal. SQC digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan dan tindakan perbaikan, sedangkan perhitungan biaya kualitas digunakan untuk membandingkan antara biaya kualitas aktual dan optimal perusahaan. ii Hasil analisis peta kendali menunjukkan bahwa hampir keseluruhan data berada di luar batas kendali yang telah ditetapkan, hanya terdapat satu data ratarata proses pengemasan yang berada di dalam kendali. Pada tahun 2017 terdapat 3 titik data yang berada di luar batas kendali bawah (LCL) yang ditetapkan yaitu 0,149, 2 titik data lainnya berada di luar batas kendali atas (UCL) yang ditetapkan yaitu 0,192. Pada tahun 2018 hanya terdapat 1 titik data yang berada di dalam batas kendali, sedangkan 7 titik lainnya berada di luar batas kendali. Berdasarkan diagram pareto, prioritas perbaikan pada kedua jenis kerusakan yaitu karung robek dan rusak jahitan karena jumlah dan persentasenya meningkat. Namun, untuk penyelesaian yang lebih didahulukan adalah rusak jahitan. Hasil analisis dari metode perhitungan biaya kualitas optimal yaitu perbandingan antara biaya kualitas aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan dan biaya optimal. Berdasarkan perhitungan, biaya kualitas aktual yang dikeluarkan oleh perusahaan jauh lebih banyak daripada biaya optimal. Jumlah produk rusak aktual yang dihasilkan perusahaan juga lebih tinggi dari jumlah produk rusak optimal yang dapat ditanggung oleh biaya minimum. Hal ini berarti bahwa pelaksanaan pengendalian kualitas proses pengemasan karung Gula Kristal Putih berjalan tidak optimal. Berdasarkan analisis diagram fishbone, diketahui faktor penyebab kerusakan yaitu dari faktor mesin, manusia, metode, material, dan lingkungan kerja. Faktor penyebab yang paling berpotensi menyebabkan kerusakan karung robek adalah lingkungan kerja, sedangkan faktor utama penyebab rusak jahitan adalah mesin. Tindakan perbaikan yang dapat dilakukan salah satunya adalah menerapkan sistem traceability atau ketertelusuran pada sistem pelaksanaan pengendalian kualitas pengemasan karung Gula Kristal Putih.