Respon Tiga Varietas Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.) terhadap Kapasitas Lapang

Main Author: Wuryani, Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173279/
Daftar Isi:
  • Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang memiliki prospek yang sangat baik untuk di kembangkan di Indonesia. Kacang hijau mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan petani. Selain hal itu, kacang hijau juga termasuk komoditas penting secara agronomi maupun pangan fungsional (Lestari et al, 2018). Produksi kacang hijau di Indonesia masih tergolong rendah, salah satu faktor penyebabnya ialah terjadi penurunan produksi dari tahun ke tahun. Selain itu, terbatasnya lahan pertanian yang tersedia karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian menyebabkan budidaya tanaman kacang hijau kurang dikembangkan oleh masyarakat. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan mengoptimalkan lahan kering yang ada sebagai lahan budidaya tanaman kacang hijau. Pada lahan kering sering muncul permasalahan berupa rendahnya ketersediaan air dan kecukupan hara. Sehingga penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan seperti varietas Vima I, Vima II, dan kutilang dapat menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan kurangnya ketersediaan air di lahan kering untuk meningkatkan produktivitas kacang hijau. Ketersediaan air merupakan faktor pembatas dalam pengembangan sistem pertanian dan menjadi pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan hasil kacang hijau. Sehubungan dengan hal tersebut, adanya penelitian ketersediaan air dengan melalui pengambilan sampel kapasitas lapang mulai dari 100%, 70%, dan 40% dari kapasitas lapang dan menguji beberapa varietas bertujuan untuk mengetahui varietas yang sesuai dibudidayakan di lahan kering. Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2019 – April 2019 yang bertempat di Jl. Puncak Joyo Agung, Kel. Merjosari, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, dengan ketinggian tempat ±562 meter diatas permukaan laut. Penelitian dilakukan di bawah plastic house. Alat yang digunakan dalam penelitian berupa gelas ukur, polibag, timbangan, sekop, label, papan nama, meteran jahit, dan alat tulis. Bahan yang digunakan berupa benih kacang hijau varietas Vima 1, Vima 2, dan Kutilang, air, dan pupuk anorganik majemuk NPK. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Petak Terbagi yang terdiri dari petak utama yaitu V1 : Varietas Vima 1, V2 : Varietas Vima 2, V3 : Varietas Kutilang dan anak petak yaitu K1 : 100% kapasitas lapang, K2 : 70% kapasitas lapang, dan K3 : 40% kapasitas lapang. Variabel pengamatan yang diamati adalah tinggi tanaman, cabang produktif perpolibag, umur berbunga, jumlah polong per tanaman, polong hampa per tanaman, bobot polong per tanaman, jumlah biji per polong, bobot biji per tanaman, bobot 100 biji. Data pengamatan yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5%. Apabila hasil terdapat pengaruh yang nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antar perlakuan varietas dengan presentase kapasitas lapang terhadap bobot polong per tanaman. Berdasarkan hasil regresi menunjukkan respon bahwa dengan peningkatan persentase kapasitas lapang pada masing-masing varietas akan diikuti dengan peningkatan bobot polong per tanaman. Kapasitas lapang pada varietas Vima I (70%), pada varietas Vima II (100%) dan pada varietas Kutilang (70%) menghasilkan bobot polong per tanaman yang lebih optimal. Perlakuan Varietas mempengaruhi umur berbunga dan bobot 100 biji. Pada varietas Kutilang memiliki umur berbunga lebih lambat dan menghasilkan bobot 100 biji lebih berat dari varietas yang lainnya. Pada perlakuan persentase kapasitas lapang mempengaruhi tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, dan bobot biji per tanaman. Perlakuan 100% dan 70% dari kapasitas lapang pada hasil analisis tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per polong dan bobot biji per tanaman menunjukkan hasil yang sama.