Pemanfaatan Residu Sistem Agroforestri Kopi untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Serapan Hara NPK pada Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta Kesuburan Tanah UB Forest
Main Author: | Dewi, Cumala |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173274/ |
Daftar Isi:
- Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani pesanggem di UB Forest telah menghasilkan banyak residu pertanian yang sebagian belum dimanfaatkan ulang oleh masyarakat sekitar. Residu tersebut berupa kulit kopi sisa penggilingan, daun kopi sisa pemangkasan, gulma paitan (Tithonia diversifolia) dan kotoran ternak kambing serta sapi. Beberapa hasil penelitian telah banyak menunjukkan bahwa residu tersebut dapat digunakan ulang sebagai sumber bahan organik dengan diaplikasikan dalam bentuk pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang. Aplikasi bahan organik ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara NPK pada tanaman jagung serta kesuburan tanah UB Forest. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengkaji kualitas pupuk organik berupa pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang agar dapat digunakan lebih lanjut dalam kegiatan pertanian di UB Forest. Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca terletak di Desa Dilem, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang pada bulan Agustus 2018 sampai April 2019 dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 8 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut yaitu; K (Kontrol), PK (Pupuk Kompos Kulit Kopi), PD (Pupuk Kompos Daun Kopi), PP (Pupuk Kompos Daun Paitan), KP (Pupuk Kompos Kulit Kopi dan Daun Paitan 50:50), PS (Pupuk Hijau Paitan Segar), KK (Pupuk Kandang Kambing), dan KS (Pupuk Kandang Sapi). Masing-masing perlakuan diaplikasikan dengan dosis sebanyak 8 ton ha-1. Parameter yang diamati yaitu; (1) kualitas pupuk organik meliputi kadar air, pH (H2O), C-organik, N-total, P-tersedia dan K-tersedia dalam pupuk; (2) analisis tanah terdiri dari pH (H2O), C-organik, N-total, P-tersedia dan K-tersedia; (3) analisis tanaman terdiri dari pertumbuhan (tinggi tanaman dan jumlah daun), biomassa tanaman (berat basah dan berat kering) serta serapan hara NPK pada tanaman. Data dianalisis dengan uji ANOVA menggunakan Ms. Excell dan Genstat Discovery 4th. Jika berpengaruh nyata terhadap Uji F pada taraf 5%, maka diuji lanjut dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Berdasarkan hasil analisis pupuk organik dapat disimpulkan bahwa pupuk organik kompos PK dan KP memiliki kualitas yang lebih baik pada beberapa parameter pengamatan dibandingkan dengan pupuk organik lainnya. Setelah aplikasi perlakuan, pupuk kompos dapat meningkatkan beberapa parameter pengamatan lebih banyak dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Biomassa tanaman umur 8 MST (Minggu Setelah Tanam) tertinggi terdapat pada perlakuan PP dan PS. Serapan hara NPK terbaik masing-masing terdapat pada PS (10,421 g tanaman-1 N), KP (0,651 g tanaman-1 P) dan semua perlakuan selain kontrol pada analisis serapan K tanaman. Analisis parameter kesuburan tanah, sebagian besar hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata terkecuali pada parameter P-tersedia dalam tanah. P-tersedia tertinggi ditunjukkan pada perlakuan KP sebesar 29,25 mg kg-1.