Studi Rasionalisasi Kerapatan Jaringan Stasiun Hujan dengan Metode Kagan-Rodda di Sub DAS Lesti
Main Author: | Alfirman, Zulfikar Rifqi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173273/ |
Daftar Isi:
- Kuantitas dan kualitas data hidrologi yang akurat dalam penentuan potensi air pada suatu Wilayah Sungai (WS) sangat diperlukan dalam rangka mengoptimalkan kebutuhan dan pengembangan sumber daya air pada wilayah sungai. Hal ini tidak terlepas dari pentingnya jaringan pos hidrologi yaitu, stasiun hujan. Sub DAS Lesti dengan luas 378,2 km2 merupakan daerah pegunungan: tropis mediteran dan sedang yang memiliki syarat kerapatan jaringan 100-250 km2 untuk setiap stasiun hujan menurut standar WMO (World Meteorological Organization). Beberapa permasalahan yang terjadi di Sub DAS Lesti seperti erosi, sedimentasi, dan fluktuasi debit sungai perlu dipecahkan melalu analisis hidrologi, dimana kualitas data hujan yang baik sangat diperlukan. Data hujan yang tersedia sebaiknya adalah data yang benar-benar mewakili lokasi tersebut, sehingga studi ini diperlukan untuk mengevaluasi dan merasionalisasi kerapatan jaringan stasiun hujan di Sub DAS Lesti. Langkah awal pada studi ini adalah analisis kerapatan jaringan stasiun hujan eksisting menggunakan standar WMO dengan membandingkan luas daerah pengaruh stasiun hujan dengan syarat nilai kerapatan yang telah direkomendasikan. Tahap selanjutnya adalah analisis menggunakan metode Kagan-Rodda, dimana dalam anailisis ini diperlukan uji kualitas data hujan meliputi: uji konsistensi dengan metode kurva massa ganda, uji ketiadaan trend, uji stasioner, uji persistensi dan uji inliers-outliers. Menggunakan data yang telah diuji tersebut dihitung hujan rerata daerah menggunakan metode poligon Thiessen. Nilai curah hujan rerata daerah kemudian dipakai pada analisis Kagan-Rodda untuk menghitung nilai koefisien variasi (Cv). Setelah itu menghitung nilai koefisien korelasi (r) dan jarak antar stasiun hujan yang kemudian digambarkan pada grafik lengkung eksponensial untuk mendapatkan nilai radius korelasi (d0). Menghitung nilai kesalahan perataan (Z1) dan kesalahan interpolasi (Z3) dengan nilai Cv, r, dan d0 yang telah didapat. Setelah itu didapatkan rekomendasi jumlah stasiun hujan berdasarkan nilai Z1, pada studi ini akan diambil nilai Z1 5%. Untuk mendapatkan persebaran stasiun hujan yang baik, maka akan dilakukan rasionalisasi. Tahap awal rasionalisasi adalah menghitung panjang L segitiga yang kemudian akan dipakai saat rasionalisasi dengan penggambaran segitiga Kagan-Rodda untuk mendapatkan persebaran stasiun hujan yang baik. Secara umum, hasil analisis dengan standar WMO untuk Sub DAS Lesti dengan 5 stasiun hujan belum memiliki kerapatan jaringan yang memenuhi, hal tersebut menandakan stasiun hujan yang telah ada belum rasional karena penyebarannya belum cukup merata. Jika dilihat dari luas daerah pengaruh pada masing-masing stasiun hujan, hanya stasiun Dampit dan Poncokusumo yang memenuhi standar. Hasil analisis Kagan-Rodda didapatkan rekomendasi bahwa cukup dengan 3 stasiun hujan untuk Sub DAS Lesti. Kemudian dilakukan rasionalisasi menggunakan penggambaran simpul segitiga Kagan-Rodda yaitu dengan tetap menjadikan stasiun hujan yang memenuhi standar WMO yaitu Poncokusumo dan Dampit sebagai titik acuan. Rekomendasi yang didapatkan adalah mempertahankan posisi stasiun Poncokusumo sebagai acuan pada koordinat aslinya, lalu menggeser stasiun Dampit sejauh 5,861 km ke utara, dan membentuk 1 stasiun baru A di dalam Sub DAS Lesti.