Pengaruh Konfigurasi Tulangan Longitudinal Terhadap Kuat Tekan, Daktilitas, Dan Kekakuan Kolom Dengan Tulangan Bambu
Main Author: | Bagaskoro, Yogi Tio |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173267/ |
Daftar Isi:
- Kolom adalah suatu struktur penting dalam sebuah bangunan baik itu gedung ataupun bangunan sederhana. Kolom adalah suatu struktur vertikal yang menopang struktur – struktur horizontal seperti balok, pelat, kuda – kuda dan struktur horizontal lainnya. Oleh karena itu, kebutuhan akan material tulangan baja semakin meningkat seiring pesatnya pembangunan di Indonesia. Hal ini membuat banyak masyarakat mencari alternatif pengganti tulangan baja, dikarenakan harga tulangan baja semakin tinggi. Salah satu alternatif pengganti tulangan baja adalah tulangan bambu. Bambu merupakan salah satu elemen material yang cocok digunakan sebagai pengganti baja, selain keberadaan nya yang melimpah, bambu juga memiliki kekuatan yang sangat baik dibandingkan dengan material kayu. Pada penelitian ini dibuat 2 jenis kolom, yaitu kolom dengan tulangan bambu dan kolom dengan tulangan baja. Benda uji kolom dibuat dengan dimensi 12 x 12 x 30 cm. Kolom tulangan bambu menggunakan tulangan longitudinal dengan material bambu petung, dan untuk sengkang menggunakan bambu apus. Kode kolom digunakan A1 – B1 dan A2 – B2 dengan menggunakan rasio tulangan bambu dan baja yang sama. Pada kolom bambu A1 menggunakan tulangan utama bambu sebanyak 4 buah dengan dimensi 10 x 10 mm dibandingkan dengan kolom bambu B1 dengan tulangan utama bambu sebanyak 8 buah dengan dimensi 10 x 5 mm dengan jarak sengkang yang sama yaitu 10 cm. Pada kolom bambu A2 menggunakan tulangan utama sebanyak 4 buah dengan dimensi 10 x 10 mm dibandingkan dengan kolom bambu B2 dengan tulangan utama sebanyak 8 buah dengan dimensi 10 x 5 mm dengan jarak sengkang yang sama yaitu 14 cm. Untuk kolom tulangan baja A1 menggunakan tulangan utama 4D-10 mm dibandingkan dengan kolom baja B1 dengan menggunakan tulangan utama 8D-8 mm menggunakan sengkang Ø6 mm dengan jarak 10 cm. Pada kolom A2 menggunakan tulangan utama 4D-10 mm dibandingkan dengan kolom baja B2 menggunakan tulangan utama 8D-8 mm menggunakan sengkang Ø6 mm dengan jarak 14 cm. Hasil dari penelitian ini adalah efektivitas kekangan dari kolom. Pengujian kolom dilakukan dengan menggunakan mesin uji tekan untuk memperoleh nilai gaya tekan dan dial gauge untuk memperoleh nilai defleksi. Pada nilai kuat tekan maksimum, kolom dengan konfigurasi tulangan longitudinal yang banyak memiliki nilai kuat tekan yang lebih tinggi daripada kolom dengan konfigurasi tulangan yang lebih sedikit. Pada nilai daktilitas, variasi kolom bambu A1 – B1 didapatkan bahwa kolom bambu A1 memiliki daktilitas yang cenderung bernilai sama dengan kolom bambu B1 karena selisihnya < 10%. Pada perbandingan kolom bambu A2 – B2 didapatkan bahwa kolom bambu B2 memiliki daktilitas 27,4% lebih tinggi daripada kolom bambu A2. Untuk kolom baja A1 – B1 didapatkan bawa kolom baja B1 memiliki daktilitas 98,9% lebih tinggi dibandingkan kolom baja A1, dan kolom baja A2 – B2, kolom baja B2 memiliki nilai daktilitas 13,9% lebih tinggi daripada kolom baja A2. Pada kekakuan kolom bambu A1 – B1, A2 – B2 maupun baja A1 – B1, A2 – B2, nilai kekakuan memiliki hasil yang tidak signifikan perbedaan nya, dikarenakan persentase perbedaan antara kolom A1 – B1 dan A2 – B2 bambu maupun baja dibawah 10%. Pada penelitian ini, didapatkan hasil bahwa kolom dengan jumlah tulangan longitudinal yang lebih banyak, lebih efektif daripada kolom dengan jumlah tulangan longitudinal yang lebih sedikit.