Pengaruh Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dan Konvensional pada Lahan Jagung Terhadap Keanekaragaman Arthropoda Di Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan

Main Author: Jauhari, Muhammad Farid
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173241/
Daftar Isi:
  • Tanaman jagung (Zea mays. L) merupakan salah satu tanaman bahan pangan pokok yang sudah populer diseluruh dunia. Jagung juga berperan penting dalam perekonomian nasional. Pengendaliah hama yang biasa dilakukan para petani adalah menggunakan pengendalian secara konvensional dengan pengelolaan budidaya dan penggunaan intensif pestisida sintetik. Pendekatan konsep PHT dalam pengendalian hama penyakit dengan cara mengurangi penggunaan pestisida untuk menghindari adanya kerusakan pada lingkungan. Penelitian dilaksanakan di Desa Duriwetan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan dan di Laboratorium Hama Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2018 sampai dengan Maret 2019. Penelitian di bagi menjadi dua yakni lahan PHT dan lahan konvensional jarak antar lahan kurang lebih 200 meter pengamatan arthropoda menggunakan tiga metode yakni metode visual, pit fall trap, dan yellow pan trap dengan masing-masing lahan 15 titik pengamatan. Pengamatan dilakukan seminggu sekali dimulai 2 minggu setelah tanam. Hasil pengamatan yang dilakukan pada lahan jagung di temukan berbagi jenis arthropoda. pada lahan PHT terdapat 9 ordo yang terdiri dari 24 famili dan 28 spesies arthropoda yang ditemukan, pada lahan konvensional terdapat 8 ordo yang terdiri dari 18 famili dan 20 spesies. nilai indek keragaman (H’) pada lahan PHT dan konvensional pada kategori sedang. Indeks kemerataan (e’) pada lahan PHT tinggi, konvensional tinggi, Kekayaan jenis (R) pada lahan PHT tinggi, konvensional sedang, serta indek dominasi (C) menunjukkan tidak ada dominasi di kedua lahan. Hasil hitung analisis usaha tani nilai R/C ratio lahan PHT 1,70 dan lahan konvensional 1,96. Nilai BEP lahan PHT untuk mencapai titik impas harga jagung per kilogar minimal Rp. 2.055.07 dan lahan konvensional minimal Rp 1.779.21.