Hubungan Filotaksis Dan Kerapatan Stomata Terhadap Hasil 20 Aksesi Tanaman Okra (Abelmoschus Esculentus L. Moench)

Main Author: Utami, Putri Sri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173233/1/Putri%20Sri%20Utami%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/173233/
Daftar Isi:
  • Tanaman okra merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah beriklim panas yaitu Afrika. Okra dapat ditanam di daerah tropis dan subtropis yang bertemperatur hangat di seluruh dunia. Buah okra menjadi bagian yang dikonsumsi ketika segar. Selain dapat dimakan, okra juga sangat baik untuk kesehatan karena okra dapat menurunkan gula darah terutama untuk penderita diabetes. Manfaat dari okra inilah yang menjadikan tanaman ini menjadi sangat diminati di pasaran. Okra merupakan sayuran ekonomis yang cocok untuk dibudidayakan sebagai tanaman kebun sekaligus pertanian komersial besar. Minat akan okra yang terus meningkat menyebabkan pembukaan peluang untuk terus dilakukan penelitian untuk meningkatkan produksi dan kualitas dari produksi okra. Buah yang dikonsumsi dari tanaman okra merupakan hasil dari fotosintesis tanaman okra. Fotosintesis membutuhkan cahaya matahari untuk berfotosintesis. Banyak faktor yang mempengaruhi banyak sedikitnya cahaya yang diterima. Salah satunya adalah posisi daun pada tanaman yang disebut dengan filotaksis daun. Selain cahaya, dibutuhkan karbondioksida (CO2) sebagai bahan fotosintesis. Karbondioksida masuk kedalam tanaman melalui stomata. Peran penting stomata tentunya mempengaruhi kinerja dari fotosintesis. Meningkatnya fotosintesis diimbangi dengan meningkatnya asupan dari CO2 sebagai bahan utama fotosintesis. Semakin ideal filotaksis tanaman memungkinkan dapat mempengaruhi kerapatan stomata terutama pada daun tanaman okra.Keragaman tanaman okra memiliki perbedaan yang sangat jelas pada morfologi tanaman. Hal tersebut memungkinkan adanya perbedaan filotaksis dan kerapatan stomata pada tanaman okra, ini menjadi latar belakang dilakukannya penelitian “Hubungan Filotaksis dan Kerapatan Stomata Terhadap Hasil 20 aksesi Tanaman Okra”. Penelitian dilaksanakan di Seed Bank and Nursery Industry Agro Technopark Universitas Brawijaya, Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang, dengan ketinggian tempat ±330 mdpl, suhu rata-rata 24-36°C dan curah hujan ratarata 315 mm per bulan selama penelitian. Penelitian dilaksanakan pada Bulan 18 Desember 2018 sampai bulan 15 Maret 2019. Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu, cangkul, penggaris, meteran, timbangan analitik, jangka sorong, mikroskop cahaya, dan termometer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah 20 aksesi okra (Abelmoschus esculentus L. Moench). Pupuk yang digunakan ialah pupuk kandang ayam, NPK(16-16-16), ZA dan pestisida Amatte untuk mengatasi serangan Spodoptera litura. Pengamatan stomata menggunakan bahan kuteks dan selotip. Penelitan ini merupakan penelitian non percobaan. Tujuh belas aksesi tanaman yang diuji tidak dilakukan pengulangan, sedangkan 3 aksesi cek/kontrol dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Aksesi cek disisipkan diantara aksesi yang diuji. Pemilihan aksesi kontrol atau cek berdasarkan karakterkarakter yang sudah lebih stabil. Pada penelitian data yang didapatkan dari pengamatan selama penelitian, dilakukan pencatatan. Seleksi dilakukan dengan menggunakan seleksi massa dari paramater total berat buah dengan menggunakan rumus rata-rata+standar deviasi, yang memiliki nilai lebih tinggi dari ratarata+standar deviasi menjadi aksesi terbaik.ii Dua puluh aksesi okra yang diseleksi berbunga pada kisaran umur ± 60 hari setelah tanam. Berdasarkan 20 aksesi yang diseleksi didapatkan empat aksesi terbaik, berdasarkan parameter total berat buah yang tinggi yaitu, Aesc[BW]-02- 01-02-5-4 memiliki total berat buah 127,385 gram.tanaman-1, Aesc[BW]-02-05 seberat 148,355 gram.tanaman-1, Aesc[BW]-5-5-2 seberat 127,495 gram.tanaman- 1, Aesc[BW]-02-03 155,095 gram.tanaman-1 karena memiliki tota berat buah tinggi yang tinggi, dari 20 aksesi yang diseleksi. Panjang buah okra terbaik tersebut masuk kisaran 7,62 -11,63 cm sehingga masuk kategori panjang choise. Filotaksis pada 20 aksesi okra yang ditemukan ada tiga filotaksis yaitu 1/3, 2/5, dan 3/8. Pada empat aksesi terbaik yaitu, Aesc[BW]-02-01-02-5-4 memiliki filotaksis 3/8, Aesc[BW]-02-05 memiliki filotaksis 3/8, dan Aesc[BW]-5-5-2 memiliki filotaksis 1/3 dan, Aesc[BW]-02-03 memiliki filotaksis 2/5. Aksesi okra yang terbaik tidak bisa ditentukan oleh filotaksis daunnya, karena filotaksis pada aksesi yang terbaik berbeda-beda, sehingga filotaksis tidak bisa menentukan aksesi terbaik. Dan kerapatan stomata tidak berkorelasi dengan semua parameter vegetatif maupun generatif, berarti tidak berdampak pada hasil tanaman okra. Indikator yang paling utama untuk menentukan aksesi okra terbaik dari segi agronomis yaitu berat buah dan panjang buah