Analisis Waktu dan Biaya Percepatan Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan Bersama dengan Metode Crashing Project
Main Author: | Putri, Aldhia Refita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173201/ |
Daftar Isi:
- PT. Adhitama Global Mandiri merupakan kontraktor dari proyek pembangunan gedung pendidikan bersama Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Proyek ini merupakan proyek finishing, yaitu suatu proyek dimana struktur bangunan sudah terbentuk dan hanya tinggal mengerjakan pekerjaan non struktur dan beberapa pekerjaan struktur ruangan. Proyek ini terdiri dari sepuluh lantai dan masing-masing lantai memiliki besar bobot yang berbeda tergantung dari jumlah item pekerjaan yang dilaksanakan. Berdasarkan rekapitulasi nilai bobot untuk setiap lantai, lantai 9 memiliki nilai bobot terbesar, yaitu 57,339% yang berarti banyak item pekerjaan yang harus dilaksanakan sehingga membutuhkan pengawasan dan pengendalian yang lebih dibandingkan lantai lainnya, oleh karena itu pekerjaan pada lantai 9 menjadi fokus dalam penelitian ini. Berdasarkan rencana awal, proyek akan dilaksanakan selama 120 hari kalender, yaitu mulai dari 28 Agustus hingga 25 Desember 2018 sedangkan pengerjaan lantai 9 dimulai dari 18 September hingga 25 Desember 2018. Berdasarkan data laporan mingguan proyek, pada minggu ke-8 diketahui terjadi keterlambatan sebesar 4,71% dan akibat dari keterlambatan tersebut akan ada biaya denda sehingga perlu dilakukan percepatan pada pekerjaan yang tersisa guna mengurangi durasi proyek dan nantinya besar biaya denda dapat berkurang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Precedence Diagram Method (PDM) dengan bantuan Microsoft Project dan Crashing Project dengan alternatif penambahan jam kerja, jumlah tenaga kerja, dan penggabungan kedua alternatif. PDM digunakan untuk menyusun jaringan kerja dari pekerjaan yang tersisa guna mengetahui durasi penyelesaian dan lintasan kritis yang akan dijadikan dasar dilakukannya percepatan. Crashing Project dengan ketiga alternatif tersebut digunakan untuk melakukan percepatan guna mendapatkan waktu dan total biaya yang paling optimal. Waktu dan total biaya yang dihasilkan dari ketiga alternatif kemudian dibandingkan sehingga terpilih alternatif yang terbaik. Selanjutnya waktu dan total biaya dari alternatif yang terbaik akan dibandingkan dengan waktu dan total biaya lantai 9 sebelum dilakukan percepatan. Hasil penyusunan jaringan kerja dengan PDM dan Microsoft Project didapatkan durasi penyelesaian lantai 9 sebesar 95 hari yang jatuh pada 26 Januari 2019 atau terlambat selama 32 hari dari kontrak kerja, dengan total biaya awal Rp 3.762.100.750,85 dan biaya denda Rp 120.387.224,03 sehingga total biaya menjadi Rp 3.882.487.974,88. Percepatan dengan alternatif penambahan jam kerja dapat mengurangi durasi menjadi 86 hari dengan efisiensi waktu 9,47% dan total biaya sebesar Rp 3.756.357.675,16, alternatif penambahan jumlah tenaga kerja dapat mengurasi durasi menjadi 85 hari dengan efisiensi waktu 10,52% dan total biaya sebesar Rp 3.750.030.750,85, dan penggabungan alternatif dapat mengurangi durasi menjadi 80 hari dengan efisiensi waktu 15,79% dan total biaya sebesar Rp 3.749.988.260,11, sehingga alternatif terbaik yang terpilih adalah penggabungan alternatif. Setelah percepatan, durasi lantai 9 menjadi 80 hari sehingga biaya denda menjadi Rp 63.955.712,76 dan total biaya menjadi Rp 3.817.706.073,62. Adanya percepatan dapat menghemat biaya sebesar Rp 64.781.901,26 karena durasi berkurang sehingga biaya denda berkurang dan total biaya yang dihasilkan juga berkurang.