Daftar Isi:
  • Limbah cair industri merupakan penyumbang terbesar pada pencemaran lingkungan. Pencemaran air dari logam berat seperti kromium mendapatkan perhatian khusus di masyarakat. Salah satu industri yang menghasilkan limbah cair kromium adalah industri elektroplating. Pada umumnya, kromium di dalam air terdapat dalam dua bentuk oksida yaitu trivalen dan heksavalen. Kromium heksavalen, Cr(VI) dapat menimbulkan efek beracun bagi lingkungan dibandingkan dengan kromium trivalen, Cr(III). Oleh karena itu, diperlukan penyisihan Cr(VI) dengan metode alternatif berupa metode elektrokoagulasi. Metode elektrokoagulasi merupakan metode yang menghasilkan koagulan dari penguraian logam yang terjadi dikarenakan adanya aliran arus listrik. Pada proses elektrokoagulasi dapat dipengaruhi oleh jarak antar elektroda, jenis elektroda, konsentrasi awal larutan, pH larutan, arus dan tegangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis dan jarak elektroda terhadap penyisihan Cr(VI) dengan metode elektrokoagulasi. Konsentrasi limbah sintetis Cr(VI) yang digunakan sebesar 120 ppm. Pada proses elektrokoagulasi menggunakan tegangan listrik sebesar 30 V dan pengadukan 50 rpm. Variabel penelitian yang digunakan adalah jenis elektroda Fe/Al dan Al/Al, sedangkan jarak antar elektroda sebesar 0,3 cm; 0,6 cm; 0,9 cm; 1,2 cm; dan 1,5 cm. Pengambilan sampel dilakukan setiap interval waktu 10 menit hingga 60 menit kemudian dianalisa menggunakan Spektofotometer Uv-Vis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis elektroda yang berpengaruh signifikan adalah Fe/Al dan jarak antar elektroda optimum sebesar 0,3 cm.