Usahatani Padi Sistem Tanam Jajar Legowo dan Pengaruhnya Terhadap Ketersediaan Pangan Rumah Tangga Petani (kasus di kelompok tani Sekar Abadi, Desa Pendem, Kec. Junrejo, Kota Batu)

Main Author: Aji, Yudha Kartiko
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173194/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini didasarkan pada penerapan teknologi sistem tanam guna meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Jajar legowo merupakan teknologi pengaturan jarak tanam yang bertujuan untuk merekayasa jumlah populasi tanaman per satuan luas dan mendapatkan ruang kosong memanjang dan mempermudah proses pemeliharaan tanaman sehingga dapat meningkatkan produktivitas (Suhendra et al. 2010). Desa Pendem sebagai salah satu sentra produksi padi di Kota Batu menerapkan sistem tanam padi yang berbeda, sehingga mempengaruhi produksi padi dengan kuantitas yang berbeda. Sedangkan peningkatan produksi maupun produktivitas tanaman belum tentu menyebabkan rumah tangga petani mencapai kata sejahtera untuk ketersediaan dan ketahanan pangan rumah tangganya. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Sejauh mana sistem tanam padi jajar legowo dapat mempengaruhi ketahanan pangan rumah tangga petani”. Secara rinci masalah tersebut dirumusan sebagai berikut : (1) Bagaimana sistem tanam padi yang diterapkan petani di daerah penelitian; (2) Bagaimana tingkat pendapatan usahatani padi di daerah penelitian; (3) Bagaimana pola konsumsi pangan rumah tangga di daerah penelitian; (4) Bagaimana ketahanan pangan rumah tangga di daerah penelitian; (5) Bagaimana pengaruh sistem tanam padi terhadap ketahanan pangan di daerah penelitian. Sampel yang diteliti pada penelitian ini dikelompokan menjadi dua yaitu petani padi yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dan konvensional, Penentuan sampel menggunakan metode cluster sampling yaitu dengan mengklasifikasikan responden sesuai dengan karakteristik tiap kelompok, kemudian diambil sampel secara acak sehingga didapatkan 14 orang petani jajar legowo dan 20 orang petani konvensional dari total 20 orang responden petani jajar legowo dan 34 petani konvensional. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan disesuaikan dengan tujuan dalam penelitian. Tujuan pertama dianalisis secara deskriptif penggunaan sistem tanam padi oleh petani di daerah penelitian, sehingga diperoleh gambaran berapa jumlah petani yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dan konvensional. Tujuan kedua dianalisis dengan membandingkan rata-rata pendapatan usahatani di daerah penelitian dengan penelitian terdahulu. Tujuan ke tiga dianalisis secara deskriptif pola konsumsi pangan rumah tangga petani di daerah penelitian, sehingga diperoleh gambaran bagaimana pola konsumsi pangan yang terbentuk di rumah tangga. Tujuan keempat dianalisis secara deskriptif ketahanan pangan rumah tangga petani di daerah penelitian, sehingga diperoleh gambaran berapa banyak rumah tangga petani sampel yang tahan pangan dilihat dari klasifikasi silang dua indikator ketahanan pangan proporsi pengeluaran pangan dan Tingkat Kecukupan Energi (TKE). Tujuan kelima dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel dummy. Hasil analisis deskriptif penggunaan sistem tanam diketahui bahwa petani yang melaksanakan sistem tanam padi Jajar Legowo di daerah penelitian masih lebih sedikit dibandingkan yang tidak melaksanakan, hanya 41% dari petani padi pada musim tanam Januari – April yang menerapkan sistem tanam jajar legowo. Hal ini dikarenakan banyak petani yang belum mengetahui keunggulan sistem tanam jajar legowo. Hasil analisis rata-rata tingkat pendapatan usahatani padi di daerah penelitian masih tergolong rendah, rata-rata di daerah penelitian lebih rendah dibandingkan penelitian terdahulu di Kabupaten malang tahun 2015, 2016 dan kota malang tahun 2017. Rata-rata pendapatan usahatani di daerah penelitian sebesar Rp.9.301.426 sedangkan penelitian terdahulu yaitu Rp.16.216.468. Pola konsumsi pangan di daerah penelitian sudah beragam Pola konsumsi pangan rumah tangga di daerah penelitian sudah beragam, terdapat tiga pola konsumsi pangan rumah tangga petani, yaitu Pola 1 (Nasi Putih + Sayur + Sambal + Ikan + Kopi) dengan skor PPH 81.83, Pola 2 (Nasi Putih + Telur + Sambal +sayur + Ayam) dengan sjor PPH 85.80, Pola 3 (Nasi Putih + Ikan + Tahu dan Tempe + Sayur + Sambal + ubi/roti + kopi) dengan skor PPH 79,27. Ketahanan pangan rumah tangga di daerah penelitian masuk dalam kategori tahan pangan, dengan rata-rata Tingkat Kecukupan Energi (TKE) sebesar 85,74%, Tingkat Kecukupan Protein sebesar 116% dan rata- rata proporsi pengeluaran pangan sebesar 36,03%. Hasil analisis regresi pengaruh sistem tanam terhadap ketahanan pangan rumah tangga tidak berpengaruh terhadap tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani, artinya petani yang menerapkan jajar legowo dan yang tidak, tidak berbeda ketahanan pangan rumah tangganya. Hal ini dikarenakan tingkat produksi juga tidak berbeda. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: (1) Pemerintah melalui Balai Besar Tanaman Padi (BBPTP) perlu meningkatkan jumlah petani yang mau menerapkan sistem tanam jajar legowo dengan cara memberikan penyuluhan yang lebih intensif agar petani paham akan kelebihan sistem tanam ini. (2) Rumah tangga petani di daerah penelitian perlu mempertahankan diversifikasi bahan pangan pangan, sehingga pola konsumsi pangan tetap beragam dan proporsi pengeluaran untuk pangan menjadi semakin kecil. (3) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTP) perlu meningkatkan penyuluhan yang lebih intensif penerapan sistem tanam jajar legowo yang benar, sehingga produksi dan pendapatan dapat meningkat