Pengaruh Parameter Pelapisan Flame Spray Coating Terhadap Tebal Lapisan Hydroxyapatite (Ha) Dan Laju Korosi Stainless Steel AISI 316L

Main Author: Nugraha, Mohamad Alan Pratama
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173189/
Daftar Isi:
  • Logam umumnya memiliki sifat kuat sehingga sering digunakan dalam aplikasi struktural. Dalam bidang kesehatan logam digunakan sebagai implan tulang, dimana dalam penggunaan tersebut dibutuhkan sifat kuat dari logam. Namun logam memiliki kecenderungan mengalami korosi dengan lingkunganya. Untuk meningkatkan ketahanan logam terhadap korosi umumnya dilakukan pelapisan atau coating. Metode ini adalah mendepositkan suatu zat ke permukaan substrat (material yang akan dilapisi). Salah satu metode pelapisan yang dapat dilakukan adalah thermal spray coating. Thermal spray coating adalah menempelkan bahan pelapis dengan menggunakan suatu alat khusus yang mampu melelehkannya dan mendorong bahan tersebut ke permukaan substrat yang sudah dilakukan preparasi terlebih dahulu. Pelapisan logam untuk keperluan biomaterial umumnya menggunakan hydroxyapatite (Ca10(PO4)6(OH)2). Hydroxyapatite merupakan unsur yang biocompatible dan bioactive di dalam tubuh manusia dimana dapat menempel dengan jaringan tubuh maupun otot. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh oxygen flow rate dan tekanan udara terhadap tebal lapisan hydroxyapatite dan laju korosi pada SS 316L dengan metode flame spray coating. Pada proses thermal spray coating menggunakan variasi oxygen flowrate sebesar 25, 30, dan 35 liter/menit, serta tekanan udara yang digunakan sebesar 1, 2, dan 3 bar. Jarak penyemprotan 120 mm, sudut penyemprotan 90 ̊, dan jumlah pelapisan 2 kali. Hasil dari penelitian ini menunjukan peningkatan tekanan dan oxygen flowrate menyebabkan penurunan tebal lapisan yang terbentuk. Tebal lapisan terbesar terjadi pada variasi tekanan 1 bar dan oxygen flowrate 25 liter/menit dengan nilai 123,5 μm. Kemudian tebal lapisan terkecil terjadi pada variasi tekanan 3 bar dan oxygen flowrate 35 liter/menit dengan hasil 32,5 μm. Peningkatan tekanan dan oxygen flowrate juga menyebabkan terjadinya peningkatan laju korosi yang terjadi. Laju korosi terbesar terjadi pada variasi tekanan 3 bar dan oxygen flowrate 35 liter/menit dengan nilai 0,076082 mmpy. Lalu laju korosi terkecil terjadi pada variasi tekanan 1 bar dan oxygen flowrate 25 liter/menit dengan nilai 0,026113 mmpy.