Keanekaragaman Dan Kelimpahan Semut (Hymenoptera: Formicidae) Pada Top Soil Lahan Pertanaman Kedelai
Main Author: | Febriyanti, Eva |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173185/1/EVA%20FEBRIYANTI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173185/ |
Daftar Isi:
- Biodiversitas fauna tanah terdiri dari hewan-hewan yang hidup di atas maupun di bawah permukaan tanah. Makrofauna tanah lebih banyak ditemukan di dalam lapisan tanah atas (top soil) pada kedalaman 0-10 cm, yang mana pada lapisan tersebut terdapat akar-akar tanaman dan perolehan bahan makanan yang mudah. Umumnya kelimpahan makrofauna disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah tanaman penutup tanah. Tanaman kedelai adalah tanaman yang memiliki ciri khas adanya simbiosis antara bakteri Rhizobium japonicum dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya nodul akar yang dapat menyuburkan tanah. Sehingga, semakin baik keadaan lingkungan suatu lahan, maka semakin melimpah pula makrofauna didalamnya, salah satunya adalah semut. Semut merupakan serangga yang memiliki kepekaan terhadap tekanan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat digunakan sebagai indikator gangguan habitat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman, kelimpahan dan perbedaan komposisi spesies semut pada top soil lahan pertanaman kedelai dengan umur tanaman dan lokasi tanam yang berbeda, mengetahui pengaruh strata tanah (habitat) terhadap keanekaragaman dan kelimpahan semut. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018-Februari 2019 di tiga lokasi di Malang yaitu Randuagung, Sumberblimbing dan Sidorejo. Masingmasing lokasi penelitian ditentukan empat plot pengamatan. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2, 6, 10 dan 14 MST. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara berdasarkan habitat (strata tanah) yaitu permukaan tanah dan di bawah tanah yang meliputi metode koleksi tanah (corong Berlese), metode perangkap pitfall dan metode pengamatan secara langsung. Perbedaan keanekaragaman semut dianalisis menggunakan analisis ragam, sedangkan komposisi spesies semut dianalisis menggunakan analisis kemiripan. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 41 spesies dengan 1245 individu. Lokasi pengamatan yang berbeda tidak mempengaruhi kekayaan spesies semut (P=0,105) tetapi mempengaruhi kelimpahan individu semut (P<0,001). Umur tanaman yang berbeda tidak mempengaruhi kekayaan spesies semut (P=0,200) dan kelimpahan individu semut (P=0,451). Perbedaan habitat (strata tanah) yaitu permukaan tanah dan di dalam tanah mempengaruhi kekayaan spesies semut (P<0,05) tetapi tidak mempengaruhi kelimpahan individu semut (P=0,965). Hasil analisis kemiripan diperoleh bahwa komposisi spesies semut tidak menunjukkan perbedaan pada kedua habitat (P=0,500). Sedangkan perbedaan komposisi spesies semut terlihat pada lokasi pengamatan yang berbeda (P=0,001) dan umur tanaman kedelai yang berbeda (P=0,004). Terdapat tiga spesies dominan yang ditemukan yaitu Pheidole sp. 2, Iridomyrmex sp. 1 dan Odontoponera sp.2