Uji Multilokasi Beberapa Genotipe Melon (Cucumis melo L. var. makuwa) di Tiga Wilayah

Main Author: Handayani, Diah Rusita
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173177/
Daftar Isi:
  • Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura buahbuahan dari famili Cucurbitaceae. Tanaman melon berpotensi untuk dikembangkan, hal ini disebabkan tanaman melon cepat menghasilkan buah dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan permintaan pasar yang meningkat. Melon dikenal sebagai buah yang menyehatkan karena mengandung mineral dan berbagai vitamin seperti vitamin A, C dan B6. Kesadaran masyarakat mengenai pola hidup sehat tersebut dapat menyebabkan kebutuhan dan permintaan buah melon terus meningkat. Ketersediaan benih melon hingga saat ini menjadi salah satu kendala dalam memproduksi melon. Kegiatan dalam pemuliaan tanaman untuk memperoleh suatu varietas yang adaptif pada suatu tempat dilakukan dengan uji multilokasi pada beberapa tempat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui genotip mana yang lebih unggul dari genotip yang diuji lainnya dan untuk mengetahui pengaruh interaksi genotip x lingkungan terhadap karakter agronomi yang di tanam pada Kabupaten Malang, Kabupaten Ponorogo dan Kota Batu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2018-Maret 2019 bertempat di tiga lokasi yaitu Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Ponorgo yang berada pada dataran menengah. Bahan percobaan yang diujikan adalah 3 calon varietas yang berasal dari PT. BISI Internasional Tbk dan 1 varietas pembanding. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal dengan tiga kali ulangan pada masing-masing lingkungan pengujian. Genotipe ditanam pada dataran menengah dengan tiga lokasi yang berbeda. Setiap wilayah terdapat 12 bedengan yang terdiri dari 4 genotipe dengan 3 ulangan. Pada satu bedengan terdapat 30 tanaman. Variabel pengamatan yang digunakan yaitu kualitatif meliputi bentuk batang, warna batang, bentuk daun, warna daun, bentuk bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, warna kepala putik, warna benang sari, bentuk buah, warna kulit buah, tipe kulit buah, warna daging buah, rasa daging buah, bentuk biji dan warna biji. Sedangkan karakter kuantitatif yang diamati meliputi umur mulai berbunga, umur panen, ukuran panjang dan lebar daun, ukuran panjang dan lebar buah, tebal daging buah, kadar kemanisan, berat buah per plot, berat per buah dan hasil buah per hektar. Pengamatan karakter kualitatif menggunakan pedoman IPGRI (2003) dan RHS colour chart, sedangkan pengamatan karakter kuantitatif dianalisis menggunakan analisis ragam gabungan (ANOVA) uji F Taraf 5% dan apabila perlakuan yang didapatkan berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut BNJ 5%. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan hasil genotipe BME 2802 adalah yang paling baik dibandingkan BME 4140, BME 2800 dan varietas pembanding pada tiga lokasi pengujian jika dilihat dari karakter produktivitas. Pada beberapa karakter yang diamati menunjukkan interaksi genotipe x lingkungan berpengaruh nyata, artinya terjadi respon yang berbeda pada suatu genotipe terhadap perbedaan lingkungan tumbuh.