Studi Kondisi Pengangkutan sedimen pada Sungai Kahayan Hulu Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah
Main Author: | Fikhruddin, Ahmad Iffan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173172/ |
Daftar Isi:
- Sungai Kahayan merupakan salah satu sungai besar di Kalimantan Tengah, hampir seluruh wilayah Kalimantan Tengah dialiri oleh sungai besar dan kecil yang mengalir dari Utara ke Selatan dengan bermuara di Laut Jawa. Dengan kondisi hidrologi yang sedemikian, maka sungai-sungai tersebut digunakan untuk berbagai keperluan, salah satu fungsi utama sungai di Kalimantan adalah sebagai sarana transportasi terutama untuk angkutan pertambangan, bahan pokok masyarakat untuk daerah pedalaman yang masih belum terdapat jalur transportasi darat. Pembangunan yang semak in berkembang di Provinsi Kalimantan Tengah berdampak pada kondisi lingkungan sungai yang ada. Pada musim kemarau terjadi pendangkalan yang pada musim hujan terjadi luapan yang berimbas pada daerah bantaran sungai. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengangkutan laju sedimen suspended load, bed load dan total load secara analitis; mengetahui metode yang sesuai berdasarkan hasil pengukuran dilapangan untuk laju sedimen suspended load; mengetahui prediksi perubahan elevasi dasar Sungai Kahayan pada tahun 2020. Pada penelitian ini dilakukan proses pengambilan langsung sample sedimen menggunakan alai bantu grab sampler yang kemudian dilakukan uji laboratorium untuk dilakukan analisa saringan. Untuk data geometri sungai yang dipakai adalah data hasil pengukuran pada tahun 2017 yang kemudian digunakan sebagai input untuk simulasi HEC-RAS. Berdasarkan hasil perhitungan laju sedimen secara analitis tahun 2018 suspended load metode Ackers-White sebesar 13113 tonlhari, Yang's sebesar 195045 ton/hari, Englund-Hansen sebesar 926188 ton/hari, untuk bed loud metode MPM sebesar 57,19 ton/hari, Einstein sebesar 1,85 tonlhari, sedangkan untuk total load metode Englund-Hansen sebesar 5369 ton/hari, Shinohara-Tsubaki sebesar 79,04 ton/hari. Hasil simulasi menggunakan aplikasi HEC-RAS 5.0.3 dapat dilihat bahwa metode yang paling sesuai dan mendekati kondisi lapangan adalah metode Acker-White dengan perbedaan 6,5% dari kondisi lapangan. Pada tahun 2020 pengendapan (agradasi) terjadi di 18 titik lokasi dengan kenaikan 0.02 m sampai 1,96 m dengan rata-rata kenaikan dasar sungai 0,76 m. Sedangkan penurunan (degradasi) terjadi di 8 titik lokasi dengan kedalaman 0,12 m sampai 0,86 m dengan rata-rata kedalaman dasar sungai 0,51 m