Karakterisasi Buncis Ungu (Phaseolus Vulgaris L.) Generasi F7 Di Dataran Medium

Main Author: Nababan, Yohana R. U
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173151/1/YOHANA%20R.%20U%20NABABAN%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/173151/
Daftar Isi:
  • Buncis (Phaseolus vulgaris L.) ialah salah satu sayuran kelompok kacang - kacangan yang digemari masyarakat karena merupakan salah satu sumber protein nabati dan kaya akan vitamin A, B, dan C. Buncis salah satu sayuran buah yang penting di Indonesia. Setiap 100 g buncis segar mengandung 88 ml air, 88, 3 kalori, 2,5 g protein, 7 g karbohidrat 0,2 g lemak, 1,8 g serat serta vitamin A dan C serta thianin (Cahyono, 2003). Produksi buncis di Indonesia pada tahun 2011, 2012 dan 2013 mengalami fluktuasi, yaitu 334,659 ton, 322,145 ton menjadi 327,378 ton (Anonymous, 2014). Dalam upaya peningkatan produksi tanaman buncis ialah dengan merakit varietas unggul melalui proses pemuliaan tanaman. Pemuliaan tanaman ialah suatu usaha untuk memperbaiki bentuk dan sifat tanaman sehingga diperoleh varietas baru yang mempunyai sifat lebih unggul dari tetuanya baik dalam segi produktivitas maupun ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, sehingga perlu dikembangkan varietas yang memiliki produksi dan kualitas yang lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Penelitian ini menggunakan satu galur CSxGI-63-0- 24 generasi F7 dan galur tetua Cherokee Sun. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendeskripsikan karakter pada satu galur CSxGI-63-0-24 tanaman buncis ungu (Phaseoulus vulgaris L). Hipotesis yang diajukan pada penelitiaan ini ialah diduga terdapat perbedaan karakter pada satu galur CSxGI-63-0-24 tanaman buncis ungu (Phaseoulus vulgaris L). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-September 2018 di Jl.Lilin Emas, daerah Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu dengan ketinggian tempat 586 mdpl, suhu minimum 200C dan suhu maksimum 300C, kelembaban udara sekitar 75%-98% dengan curah hujan 875-3000 mm/tahun. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah cangkul, cangkil, ajir, jangka sorong, kertas label, meteran, tugal, alat tulis, kamera, lanjaran 170 cm, RHS (Royal Horticulture Society), colour chart, gembor, benang nilon, pasak, timbangan, descriptor (UPOV). Bahan tanam yang digunakan dalam penelitian ini meliputi CSxGI-63-0-24 dan tetua Cheroke Sun. Penelitian ini disusun tanpa menggunakan rancangan percobaan metode pengamatan berupa Single Plant. Variabel pengamatan yang dilakukan pada karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif meliputi tipe pertumbuhan, intensitas hijau daun, antosianin daun, warna batang, warna standart bunga, bentuk anak daun terminal, bentuk ujung anak daun terminal, bentuk lengkungan polong, panjang paruh polong, irisan melintang pada biji, irisan membujur pada biji, warna sekunder polong, warna biji utama, warna dasar polong, intensitas warna polong, bentuk biji, warna sayap bunga, tekstur polong, bentuk ujung polong, biji dalam polong, rasio tebal garis polong, derajat kelengkungan polong dan perkecambahan normal. Pada karakter kuantitatif meliputi jumlah daun, tinggi tanaman, umur awal berbunga (hst), jumlah polong/tanaman, panjang polong (cm), diameter polong (cm), ketebalan polong (cm), umur awal panen (hst), berat/polong (g), berat/tanaman (g), bobot 100 biji (g). Analisis statistik yangdilakukan dalam bentuk dendogram menggunakan Numerical Taxonomy and Multivariate Analysis Arithmatic (NTSYSPC-2.02) setelah itu dilakukan perhitungan koefisien keragaman fenotip (KKF) serta koefisien keragaman genetik (KKG) pada karakter kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur CSxGI-63-0-24 menunjukkan keragaman dalam karakter kualitatif yang memiliki tingkat kemiripan 49% atau kurang dari 60%. Galur CSxGI-63-0-24 pada karakter kuantitatif memiliki nilai koefisien keragaman genetik dan koefisien keragaman fenotip yang tergolong dalam variabilitas sempit pada semua karakter kuantitatif