Pengendalian Gulma Pada Tanaman Kedelai Hitam (Glycine Soja L.) Var. Detam 2

Main Author: -, Anatasia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173139/1/ANATASIA%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/173139/
Daftar Isi:
  • Tanaman kedelai hitam (Glycine soja L.) merupakan tanaman semusim yang merupakan komoditas pangan utama ketiga setelah tanaman padi dan jagung. Namun untuk produksi kedelai hitam di Indonesia masih sangat rendah. Faktor yang menyebabkan adalah cara bercocok tanam yaitu pemeliharaan kurang intensif dan adanya persaingan terhadap gulma, bila pemeliharaannya kurang intensif maka tanaman kedelai akan bersaing dengan gulma, akibatnya hasil panen dapat menurun. Untuk meningkatkan produksi kedelai hitam di Indonesia diperlukan upaya salah satu nya pengendalian gulma. Adapun tujuan dari peneltian ini untuk mengetahui dosis herbisida dan pengaruh aplikasi dari pemberian herbisida pendimethalin dan metribuzin pada tanaman kedelai hitam varietas detam 2. Hipotesis yang diajukan perbedaan dosis dan herbisida yang digunakan dalam pengendalian gulma mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai hitam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2016 sampai bulan Desember 2016 di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Jatimulyo, Malang. Alat yang digunakan antara lain petak kuadran, knapsack sprayer, ember, pengaduk, gelas ukur, gunting, amplop, kertas label, tali rafia, plastik, oven, spidol, oven, roll meter, sabit, kamera dan timbangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai hitam varietas detam 2 , herbisida pendimethalin, herbisida metribuzin, pupuk urea, KCl, dan SP-36. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdiri dari 8 perlakuan herbisida dengan 4 kali ulangan sehinga terdapat 32 petak percobaan. Perlakuan yang dilakukan adalah (P0) Bergulma, (P1) Bebas gulma, (P2) Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST, (P3) Pendimethalin 1,50 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 HST, (P4) Pendimethalin 2,25 kg ha-1 aplikasi 0 HST, (P5) Metribuzin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST, (P6) Metribuzin 1,50 kg ha-1 aplikasi 0 HST, (P7) Pendimethalin 0,75 ha-1 + Metribuzin 1,50 kg ha-1 aplikasi 0 HST. Pengamatan pada tanaman kedelai hitam meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, luas daun pada waktu 2,4,6,8 MST dan pengamatan panen bobot kering total tanaman, jumlah biji, jumlah polong, bobot 100 biji, bobot polong, bobot biji. Untuk pengamatan gulma meliputi dominasi gulma, dan bobot kering gulma total. Data pengamatan yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) pada taraf 5%. Apabila terdapat beda nyata (F hitung > F tabel 5%), maka akan dianjutkan dengan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%.akuan Berdasarkan hasil penelitian pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah bunga, luas daun, jumlah biji, jumlah polong, dan bobot polong terjadi perbedaan yang nyata antar perlakuan. Nilai tertinggi pada parameter tinggi tanaman didapatkan pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST. Sebesar 46,50. Jumlah daun pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 92, jumlah bunga pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST +ii Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 92,75. Sedangkan luas daun terbesar terdapat pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 684,75. Untuk peubah panen, jumlah polong nilai tertinggi pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 61,75. Jumlah biji tertinggi pada perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 154,50. Serta bobot polong perlakuan Pendimethalin 0,75 kg ha-1 aplikasi 0 HST + Penyiangan 21 dan 42 HST sebesar 31,02.