Analisis Evaporasi dengan Metode Lysimeter Mikro dan Gravimetri pada Tingkat Kerapatan Naungan yang Berbeda di Lahan Kopi UB Forest, Kabupaten Malang

Main Author: Lianasari, Meka
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173138/
Daftar Isi:
  • Perubahan iklim merupakan suatu kondisi dimana beberapa unsur iklim secara intensitas cenderung mengalami perubahan/ menyimpang dari dinamika dan keadaan rata-rata, menuju ke arah (trend) tertentu. Peningkatan suhu dan perubahan pola curah hujan merupakan permasalahan penting dalam sektor pertanian, karena peran utamanya sebagai komponen ketersediaan air bagi tanaman. Ketersediaan air bagi tanaman dipengaruhi oleh input (melalui infiltrasi dan perkolasi) dan output (melalui evaporasi dan drainase) air pada tanah. Tanaman naungan pada lahan kopi dapat mengurangi radiasi matahari dan dengan demikian suhu permukaan tanah menurun seiring hilangnya air oleh evaporasi tanah. Evaporasi tanah menunjukkan nilai yang bervariasi dengan tingkat kerapatan tutupan kanopi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh tingkat kerapatan tanaman naungan terhadap iklim mikro dan laju evaporasi pada suatu lahan, serta menganalisis nilai laju evaporasi yang diukur dengan 2 metode yang berbeda (lysimeter mikro dan gravimetri). Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Kopi UB Forest yang terletak di Dusun Sumberwangi, Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Tersarang dengan 3 perlakuan tingkat kerapatan tanaman naungan yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Selain itu untuk memperdalam informasi yang diperoleh, dilakukan pengamatan pada 2 faktor yaitu iklim yang meliputi panas dan mendung (untuk pengamatan iklim mikro dan evaporasi) dan kondisi permukaan tanah yang meliputi tanah tanpa tutupan dan tanah dengan tutupan (untuk pengamatan evaporasi). Aspek yang diamati terdiri dari 4 aspek, pertama aspek tanaman berupa persentase tingkat kerapatan tanaman naungan. Aspek tanah meliputi BI, BJ, porositas, kadar air, C-Organik, dan ketebalan seresah. Aspek Iklim mikro meliputi suhu tanah kedalaman 0-20 cm, suhu udara mikro, kelembaban udara mikro, dan intensitas radiasi matahari mikro. Aspek evaporasi tanah meliputi evaporasi tanah dengan metode lysimeter mikro dan evaporasi tanah dengan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kerapatan tanaman naungan 66.89% (K3) mampu menurunkan suhu tanah kedalaman 0-20 cm sebesar 2.08°C (10%) dan menurunkan suhu udara mikro sebesar 3.25°C (14%), serta menurunkan intensitas radiasi matahari mikro sebesar 1301 Lux (61%). Namun tingkat kerapatan tanaman naungan 66.89% meningkatkan kelembaban udara mikro sebesar 14%. Pada iklim panas tingkat kerapatan tanaman naungan 66.89% (K3) mampu menurunkan laju evaporasi tanah sebesar 18% pada tanah tanpa tutupan dan menurunkan laju evaporasi tanah sebesar 17% pada tanah dengan tutupan seresah dan tumbuhan bawah. Pada iklim mendung tingkat kerapatan tanaman naungan 66.89% (K3) mampu menurunkan laju evaporasi tanah sebesar 17% pada tanah tanpa tutupan dan menurunkan laju evaporasi tanah sebesar 21% pada tanah dengan tutupan seresah dan tumbuhan bawah. Secara keseluruhan hasil pengukuran laju evaporasi yang dilakukan dengan metode lysimeter mikro menunjukkan nilai 4% lebih rendah dibandingkan dengan laju evaporasi yang diukur dengan metode gravimetri. Uji korelasi antara metode lysimeter mikro dengan metode gravimetri menunjukkan nilai koefisien korelasi yang sedang sampai tinggi yaitu 0.42 sampai 0.63.