Keragaman dan Heritabilitas Karakter 82 Genotipe Ercis (Pisum sativum L.) di Dataran Rendah
Main Author: | Handini, Mayang Ayudya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173123/ |
Daftar Isi:
- Ercis (Pisum sativum L.) ialah salah satu tanaman legume yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi dan banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan karena mengandung berbagai nutrisi di antaranya protein, karbohidrat kompleks, vitamin dan mineral. Permintaan ercis di Indonesia semakin meningkat setiap tahun, namun tidak diiringi oleh ketersediaan ercis dalam negeri. Permasalahan utama produksi ercis ialah keterbatasan areal budidaya karena mayoritas ditanam di dataran tinggi, sehingga perlu dilakukan penanaman di wilayah lain misalnya di dataran medium dan dataran rendah untuk mendukung produksi. Program pemuliaan tanaman ercis di dataran rendah diarahkan untuk mendapatkan genotipe-genotipe berdaya hasil tinggi dan adaptif pada daerah dataran rendah melalui kegiatan seleksi. Keberhasilan program seleksi memerlukan parameter genetik seperti keragaman genetik dan heritabilitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman genetik dan nilai heritabilitas 82 genotipe ercis, serta menentukan genotipe yang berpotensi untuk dikembangkan di dataran rendah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018 - April 2019 di Seed Bank and Nursery Industry, Agro Techno Park Universitas Brawijaya yang berlokasi di Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang Jawa Timur. Bahan tanam yang digunakan ialah 82 genotipe ercis hasil seleksi introduksi dan seleksi galur murni, serta tiga pembanding (cv. Calibra, genotipe SMG(H)(03) [CEK] dan genotipe 05-(16)-1 [CEK]). Pupuk yang digunakan ialah pupuk kandang kotoran kambing (10 ton ha-1), pupuk NPK Mutiara (16:16:16) (500 kg ha-1), pupuk ZA (148 kg ha-1) serta pestisida. Penelitian dilaksanakan berdasarkan percobaan yang disusun secara augmented design. Bahan genetik ditempatkan ke dalam 6 blok, di mana setiap blok tidak terdapat genotipe yang sama dan cek diulang pada masing-masing blok. Setiap blok terdiri dari 11 plot yaitu 8 plot berisi genotipe yang diuji dan 3 plot untuk cek. Plot percobaan berupa barisan tunggal sepanjang 0,8 m dan pada setiap plot ditanam delapan tanaman, empat tanaman kemudian diambil untuk pengamatan polong kering (dry pods). Jarak antar plot adalah 80 cm dan jarak di dalam plot adalah 10 cm. Pengamatan dilakukan pada 32 karakter kuantitatif dan 22 karakter kualitatif berdasarkan panduan deskriptor Guidelines for The Conduct of Tests for Distinctness, Uniformity and Stability of Pea (Pisum sativum L.) dari UPOV (2006). Analisis data kuantitatif dari masing-masing genotipe dan cek dianalisis menggunakan analisis varians (ANOVA) untuk augmented design. Apabila hasil F-hitung berbeda nyata maka dilakukan uji least significance increase (LSI) untuk menyeleksi genotipe yang lebih baik dibandingkan pembanding. Seleksi dilakukan melalui metode skoring pada masing-masing karakter untuk menentukan genotipe yang berproduksi tinggi di dataran rendah. Pendugaan komponen varians genetik dan varians fenotipe dihitung dengan mencari nilai varians lingkungan (σ2e), varians genetik (σ2g) dan varians fenotipe (σ2f) dari ANOVA. Parameter genetik dianalisis melalui nilai keragaman genetik dan nilai heritabilitas dalam arti luas. Keragaman genetik didapat dengan mencari nilai koefisien variasi genetik (KVG) dan nilai koefisien variasi fenotipe (KVF), sementara nilai heritabilitas dalam arti luas (h2) dicari menggunakan data varians genetik dan varians lingkungan. Sementara data kualitatif dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman genetik dan fenotipe memiliki nilai yang beragam mulai dari rendah, sedang hingga tinggi. Nilai KVG bervariasi dari rentang 1,57 hingga 71,33 sedangkan nilai KVF bervariasi antara 2,50 hingga 74,76. Karakter yang memiliki nilai KVG dan KVF dengan kriteria tinggi terdapat pada karakter panjang tangkai hingga polong pertama, jumlah braktea, bobot brangkasan daun, bobot brangkasan batang, bobot polong kering per tanaman dan bobot biji kering per tanaman. Pada pengamatan karakter kualitatif didapatkan hasil terdapat keragaman pada masing-masing karakter 82 genotipe ercis di dataran rendah. Karakter yang seragam diantaranya didapat pada karakter keberadaan leaflets, bercak daun, warna wing bunga, warna standar bunga, warna polong dan tekstur biji. Nilai duga heritabilitas pada penelitian didapatkan nilai yang beragam mulai dari rendah, sedang hingga tinggi. Karakter yang memiliki nilai duga heritabilitas dengan kriteria tinggi terdapat pada karakter tinggi tanaman, jarak antar node, umur berbunga, umur panen kering, panjang stipula, lebar stipula, jarak aksil hingga ujung stipula, panjang aksil hingga leaflets pertama, lebar leaflets, bobot brangkasan daun, bobot brangkasan batang, bobot polong kering per tanaman, bobot biji kering per tanaman, bobot biji kering per polong, panjang polong kering, lebar polong kering, panjang biji kering serta lebar biji kering. Genotipe yang terseleksi di dataran rendah berdasarkan uji lanjut LSI dan skoring yang dilakukan adalah genotipe 01(16)(2)-1, 03(16)(2)-1, 03-(16)-(3)-2, 05(16)(2)-1, 06-(16)-(11)-1, 06(16)1-1, 3(16)1-2, BTG-2, BTG-5, GRT-(03), GRT(04)(1), GRT(PSO-1-1), GRT(PSO-1-2), GRT(PSO-3-1), GRT04(1)-2, GRT04(3)-2, SMG(C)(1), SMG(D)(3), SMG(H)(03), TMG-1-3, TMG-1-4, TMG-2-1, TMG 2-3, TMG-4-1, TMG-4-3, TMG-6-1, TMG-7-1 dan TMG-7-2.