Verifikasi F1 Kedelai Hasil Persilangan Varietas Grobogan Dan Biosoy 1 Dengan Kedelai Introduksi Menggunakan Marka Ssr

Main Author: Fauzi, Hadyan Taufiq Nur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173112/1/HADYAN%20TAUFIQ%20NUR%20FAUZI%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/173112/
Daftar Isi:
  • Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) ialah salah satu komoditas pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, selain padi dan jagung. Konsumsi kedelai nasional cukup tinggi, sedangkan produksi kedelai dalam negeri sangat rendah. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor ialah dengan cara ekstensifikasi lahan pertanian. Akan tetapi, perluasan lahan dihadapkan pada tantangan besar yaitu tidak tersedianya lagi lahan-lahan optimal. Sehingga, ekstensifikasi lahan pertanian lebih difokuskan pada lahanlahan suboptimal. Oleh karena itu, diperlukan adanya varietas-varietas kedelai mampu berproduksi dengan optimal meskipun ditanam pada lahan yang kurang optimal. Dalam penyediaan varietas kedelai baru, upaya yang dapat dilakukan salah satunya ialah kegiatan pemuliaan tanaman. Kegiatan pemuliaan tanaman dengan dukungan marka molekuler diharapkan dapat mempercepat proses seleksi karena marka molekuler mampu mendeteksi gen target tanpa dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga kegiatan pemuliaan tanaman menjadi lebih efektif. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memverifikasi keberhasilan persilangan pada tanaman kedelai F1 putatif menggunakan marka SSR. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 hingga April 2019 di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kedelai varietas Grobogan, Biosoy 1, dan aksesi introduksi asal Amerika Serikat (PI 553045, PI 471938 dan PI 471931), tanah, pupuk organik kotoran sapi “Karyana”, kapur dolomit, pupuk NPK 16-16-20, gandasil D, gandasil B, insektisida Decis, kertas label, benang, sampel daun segar, PVP 2%, CTAB (Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide), natrium bisulfit 0,38%, natrium asetat (NaOAc) 3M, kloroform isoamilalkohol 24:1, isopropanol, etanol 70%, buffer Tris-EDTA (TE) 1x pH 8.0, KAPA2G Fast ReadyMix PCR Kit, ddH2O, gel agarose, buffer Tris Asetat EDTA (TAE) 1x pH 8.0, SYBR Gold Nucleic Acid Gel Stain, 1 kb DNA Ladder, molecular water (MW), 15 primer SATT untuk SSR-PCR, akrilamidbisakrilamid 8%, Ammonium Persulfate (APS) 10%, TEMED, Mix electrophoresis, marker 1 kb, buffer Tris Borate EDTA (TBE) 1x pH 8.0, tube 1.5 ml, tube 2 ml, dan tisu KimWipes. Sedangkan alat yang digunakan ialah pot plastik 10 kg, sprayer, pinset, blue pestle, erlenmeyer, gelas ukur, mikropipet, tips, inkubator, water bath, sentrifuge, tube rack, lemari pendingin, Speedvac DNA Concentrator, 96-plate tube, T1 Thermocycler (PCR), plate gel agarose, plate gel poliakrilamid, elektroforesis vertikal, elektroforesis horizontal, baki, dan UV Transilluminator. Metode penelitian ini terdiri dari penanaman tetua, persilangan, penanaman F1, isolasi DNA, uji kualitatif dan kuantitatif DNA, PCRSSR, elektroforesis gel poliakrilamid, dan visualisasi hasil elektroforesis. Variabel pengamatan terdiri atas jumlah bunga yang disilangkan, jumlah polong yangterbentuk, persentase keberhasilan persilangan, dan keberhasilan persilangan dari hasil analisis molekuler. Analisis data dilakukan dengan Analisis Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa verifikasi persilangan tanaman menggunakan 5 pasang primer terpilih menunjukkan dari 65 tanaman F1 putatif yang diuji, sebanyak 15 tanaman terverifikasi merupakan true F1 karena memiliki pita DNA yang berasal dari gabungan pita DNA kedua tetua. F1 positif terbanyak terdapat pada populasi Grobogan x Introduksi 12 dan Grobogan x Introduksi 13, yaitu sebanyak 5 tanaman. Sedangkan F1 positif paling sedikit terdapat pada populasi Biosoy 1 x Introduksi 10, yaitu sebanyak 2 tanaman F1