Pengaruh Waktu Tanam Tanaman Refugia pada Budidaya Padi dengan Sistem PHT terhadap Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. (Hemiptera: Delphacidae)
Main Author: | Wahyuningsih, Rizki Dwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173096/ |
Daftar Isi:
- Penelitian tentang Pengaruh Waktu Tanam Tanaman Refugia pada Budidaya Padi dengan Sistem PHT terhadap Wereng Batang Coklat Nilaparvata lugens Stal. (Hemiptera: Delphacidae) telah dilaksanakan di lahan padi Desa Kedung Sukodani, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo mulai bulan November 2018 hingga April 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu tanam tanaman refugia terhadap 1) populasi WBC dan keanekaragaman arthropoda; 2) kelimpahan musuh alami; 3) intensitas serangan hama WBC; 4) produktivitas padi. Penelitian dilakukan pada budidaya padi dengan sistem PHT dengan lahan seluas 2430 m2. Lahan terbagi menjadi 9 petak dengan luas masing-masing 9x30 m. Penelitian menggunakan 3 perlakuan terdiri dari penanaman tanaman refugia Tagetes erecta dan Cosmos sulphureus 35 hari sebelum persemaian (H-35), penanaman refugia 20 hari sebelum persemaian (H-20), dan penanaman refugia bersamaan pada saat persemaian (H0). Cara budidaya yang dilakukan yaitu dengan pendekatan PHT dari Mudjiono (2013) yang telah dimodifikasi. Pengamatan yang dilakukan yaitu menghitung keanekaragaman arthropoda, populasi WBC, intensitas serangan, dan hasil produksi padi dengan cara ubinan. Analisis data menggunakan statistika nonparametrik dengan Uji Kruskal Wallis. Apabila hasil menunjukkan berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut dengan Uji Mann-Whitney. Indeks keanekaragaman lahan dengan perbedaan waktu tanam refugia adalah 2,432 (H0), 2,634 (H-20), dan 2,876 (H-35). Kategori indeks keseragaman tinggi dengan nilai 0,730 (H0), 0,782 (H-20), dan 0,854 (H-35). Kategori indeks dominasi tidak terdapat spesies yang mendominasi dengan nilai 0,138 (H0), 0,110 (H-20), dan 0,070 (H-35). Kelimpahan musuh alami menunjukkan berbeda nyata (0,004) antara petak H0, petak H-20, dan petak H-35 masing masing 11,18 ekor/perangkap, 15,23 ekor/perangkap, dan 24,59 ekor/perangkap. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan H-35. Hal ini diduga karena penanaman tanaman refugia yang lebih awal dapat meningkatkan populasi musuh alami. Pengamatan populasi WBC menunjukkan berbeda nyata (0,044) pada tiga perlakuan petak waktu tanam berbeda yaitu 22,27 ekor/rumpun (H0), 16,68 ekor/rumpun, dan 12,05 ekor/rumpun (H-35). Perlakuan H-35 menunjukkan berbeda nyata dengan perlakuan H0, sedangkan perlakuan H-35 menunjukkan tidak berbeda nyata dengan perlakuan H-20. Perlakuan terbaik yaitu pada perlakuan H-35 karena menunjukkan kepadatan populasi WBC terendah. Hal ini diduga karena penanaman refugia lebih awal dapat mendatangkan musuh alami yang lebih banyak, sehingga dapat menekan dan mengendalikan populasi WBC pada tiga petak perlakuan waktu tanam berbeda. Intensitas serangan WBC dan hasil produksi padi menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap perlakuan waktu tanam refugia.