Potensi Fungisida Berbagai Ekstrak Gulma Berdaun Lebar Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum capsici) Pada Cabai Besar (Capsicum annuum L.)
Main Author: | Alam, Yazid Syaiful |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173058/ |
Daftar Isi:
- Gulma berdaun lebar seperti babadotan, pahitan, ajeran, kirinyu, dan putri malu termasuk tumbuhan yang memiliki kemampuan menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang dapat mengendalikan penyakit. Pada penelitian Yanuar (2017) ekstrak gulma kirinyu dan teki dapat menghambat pertumbuhan C. musae pada pisang sebesar 32%. Penelitian dari Indah (2013) ekstrak babadotan dan ekstrak daun sirih yang dapat menekan keparahan penyakit antraknosa hingga 90%. Riset tentang ekstrak daun pahitan juga pernah dilakukan oleh Wiwin (2017) sebagai insektisida terhadap kepinding tanah dengan nilai LT50 16,47 jam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antijamur berbagai ekstrak gulma berdaun lebar diantaranya yaitu babadotan, pahitan, ajeran, kirinyu dan putri malu terhadap pertumbuhan jamur C. capsici, dan untuk menemukan tanaman gulma yang mempunyai potensi antijamur terhadap jamur C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada cabai besar yang di isolasi dan purifikasi dari buah cabai yang terserang penyakit antraknosa dengan gejala bercak coklat kehitaman dengan titik-titik hitam disekitar bercak. Hasil purifikasi selanjutnya diidentifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Pengujian potensi berbagai ekstrak gulma berdaun lebar terhadap jamur C. capsici patogen penyebab penyakit antraknosa dilakukan secara in vitro maupun in vivo menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yaitu kontrol (aquades), dan penambahan 10% ekstrak gulma berdaun lebar (babadotan, paitan, ajeran, kirinyu dan putri malu). Pengujian dilakukan dengan cara food poisoning pada media tumbuh dan dilakukan penimbangan berat miselium. Uji in vivo dilakukan dengan menginokulasi konidia kedalam buah cabai besar yang telah dilukai. Besarnya diameter yang terbentuk pada cawan petri, berat miselium dan diameter bercak dari masing-masing perlakuan dianalisis dengan analisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua ekstrak gulma berdaun lebar yang digunakan dapat menghambat pertumbuhan jamur C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai besar. Dari kelima ekstrak yang digunakan, ekstrak gulma kirinyu yang paling efektif dengan persentase penghambatan sebesar 98,68% dan ekstrak gulma paitan yang paling tidak efektif dengan presentase penghambatan sebesar 16,89% dalam menghambat pertumbuhan jamur C. capsici penyebab penyakit antraknosa pada buah cabai besar.