Analisis Efisiensi Teknis Usahatani Jagung Di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang: Menggunakan Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (Sfa)
Main Author: | Anggraeni, Marita Tri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173025/1/MARITA%20TRI%20ANGGRAENI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173025/ |
Daftar Isi:
- Tanaman Jagung (Zea mays L) merupakan kebutuhan pangan yang cukup penting bagi kehidupan dan merupakan komoditi tanaman pangan kedua setelah beras. Komoditas jenis palawija ini harus tersedia dalam jumlah yang cukup banyak dengan mutu yang layak, harga yang terjangkau, dan aman untuk dikonsumsi. Desa Kidangbang memiliki produktivitas jagung lebih rendah dibandingkan Kabupaten Malang. Rendahnya produktivitas jagung di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak dapat dipengaruhi oleh penggunaan faktor produksi petani yang kurang tepat untuk menghasilkan produksi (output) jagung yang optimal. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan petani yaitu faktor sosial ekonomi. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan penelitian ini adalah: 1. menganalisis faktor – faktor produksi yang mempengaruhi efisiensi usahatani jagung, 2. menganalisis tingkat efisiensi teknis usahatani jagung pada masing – masing petani di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, 3. menganalisis faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap inefisiensi teknis di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. Petani yang dijadikan sampel sebanyak 43 orang dari keseluruhan populasi. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui faktor – faktor produksi yang berpengaruh terhadap efisiensi usahatani jagung dan tingkat efisiensi teknis yang dicapai pada masing – masing petani menggunakan analisis fungsi Cobb-Douglass Stochastic Frontier, metode estimasi MLE (Maximum Likelihood Estimation) dengan menggunakan Software Frontier 4.1. Sedangkan untuk faktor sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani jagung menggunakan analisis Regresi Tobit. Hasil analisis yang telah dilakukan diantaranya: 1) faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi jagung di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang adalah pupuk organik dan tenaga kerja dengan taraf kepercayaan 99 persen dengan masing – masing koefisien sebesar -0,257 dan 0,289. Faktor produksi yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 95% adalah benih dan phonska dengan tanda koefisien positif sebesar 0,328 dan 6,134 sedangkan faktor produksi luas lahan dan herbisida tidak berpengaruh nyata terhadap produksi jagung di daerah penelitian. 2) petani jagung di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang belum mencapai 100 persen efisiensi teknis. Petani yang masuk dalam kategori tinggi sebanyak 22 petani atau 51 persen dari total petani responden, sebanyak 19 petani atau 44 persen dalam kategori sedang dan sisanya 2 petani atau 5 persen dalam kategori efisiensiii rendah. Tingkat efisiensi rata – rata petani di Desa Kidangbang yaitu 0,709. Tingkat efisiensi tertinggi yang dicapai oleh petani di Desa Kidangbang adalah 0,999 sedangkan tingkat efisiensi rendah adalah 0,120. 3) hasil analisis Tobit menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi yang berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen terhadap inefisiensi teknis produksi jagung adalah umur, lama pendidikan, dan pengalaman usahatani yang memiliki nilai koefisien masing – masing sebesar 0,016, -0,023, dan -0,021. Sedangkan faktor sosial ekonomi jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi jagung pada taraf kepercayaan 99 persen dan 95 persen. Saran untuk usahatani jagung di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang sebaiknya petani mengaplikasikan faktor – faktor produksi usahatani jagung sesuai dengan rekomendasi yang dianjurkan sehingga dapat mencapai efisiensi secara teknis. Selain itu agar dapat menurunkan inefisiensi teknis usahatani jagung di Desa Kidangbang, Kecamatan Wajak sebaiknya pemerintah mengadakan pendidikan non formal seperti penyuluhan, pembinaan kelompok tani, keikutsertaan petani dalam usaha produktif, dan pelatihan usahatani.