Pengaruh Abu Terbang Batubara, Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit, dan Mikoriza Terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor, Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Ultisol
Main Author: | Mashfufah, Laili Fahimatul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173022/ |
Daftar Isi:
- Tanah Ultisol sering dikatakan sebagai tanah marginal karena kendala kesuburannya, oleh karena itu dilakukan pengelolaan untuk memperbaiki kualitas tanah pada Ultisol. Untuk memproduksi komoditas jagung pada tanah Ultisol akan mengalami permasalahan terkait dengan unsur hara Fosfor (P), jika tanaman jagung kekurangan unsur hara maka pertumbuhannya kurang maksimum atau dapat mengakibatkan tanaman jagung mati. Permasalahan pada tanah Ultisol dapat diatasi dengan penggunaan bahan organik, seperti pengaplikasian pupuk kompos. Salah satu bahan organik yang banyak tersedia di kawasan tanah Ultisol adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS). Selain aplikasi pupuk kompos, pemilihan terhadap jenis bahan amelioran untuk memperbaiki kimia tanah sangat tergantung pada kemampuannya, jumlah ketersediaan, dan kemudahannya memperoleh bahan amelioran tersebut. Salah satu amelioran yang mampu memperbaiki kimia tanah yang ketersediaannya cukup banyak dan dekat lokasi adalah limbah dari penggunaan batubara sebagai energi, yaitu abu terbang batubara (Fly ash). Mengatasi permasalahan pada tanah Ultisol dapat dilakukan dengan mengaplikasikan Mikoriza Arbuskula (MA). Penggunaan mikoriza di tanah Ultisol diharapkan mampu membantu pertumbuhan tanaman yang terdapat di tanah Ultisol. Berdasarkan uraian diatas maka digunakan kombinasi aplikasi abu terbang batubara dan kompos tandan kosong kelapa sawit serta mikoriza untuk membantu meningkatkan ketersediaan unsur hara fosfor di tanah Ultisol sehingga dapat meningkatkan produksi. Percobaan dilakukan dalam pot di rumah plastik. Analisis tanah dan tanaman dilakukan di Laboratorium Biologi dan Laboratorium Kimia Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Perlakuan yang dilakukan pada percobaan ini adalah komposisi gabungan tiga faktor yaitu Faktor I : dosis ATB (A) terdiri atas tiga taraf, yaitu : A0 = tanpa pemberian ATB, A1 = ATB dengan dosis 20 t/ha, A2 = ATB dengan dosis 40 t/ha. Faktor II : dosis KTKKS (K) terdiri atas dua taraf, yaitu : K0 = tanpa pemberian KTKKS, K1 = pemberian KTKKS dengan dosis 10 t/ha. Faktor III : dosis mikoriza (M) terdiri atas dua taraf, yaitu : M0 = tanpa pemberian mikoriza, M1 = pemberian mikoriza dengan dosis 5 spora/kg tanah. Kombinasi abu terbang batubara, kompos tandan kosong kelapa sawit dan mikoriza berpengaruh dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan P, serta pertumbuhan dan produksi jagung. Perlakuan 20 t/ha ATB + 10 t/ha KTKKS + 5 spora mikoriza per kg tanah merupakan perlakuan yang efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan jagung. Perlakuan 20 t/ha ATB + 10 t/ha KTKKS + tanpa mikoriza menunjukkan P-tersedia yang paling tinggi. Perlakuan 40 t/ha ATB + 10 t/ha KTKKS + 5 spora mikoriza per kg tanah merupakan perlakuan yang efektif dalam mempengaruhi serapan P yaitu sebesar 0,081 g/tanaman dan produksi jagung yaitu sebesar 118,33 kg/ha.