Pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan Pupuk Kandang pada Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.)
Main Author: | Fajariyani, Amalia Ika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172966/ |
Daftar Isi:
- Padi (Oryza sativa L.) ialah salah satu tanaman penghasil karbohidrat yang dijadikan sebagai komoditas pangan penting di Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok, namun hingga saat ini produktivitas padi masih rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (2016) produktivitas padi pada tahun 2014 dan 2015 ialah 5,13 dan 5,34 ton ha-1. Produktivitas tersebut dikategorikan rendah dikarenakan beberapa varietas padi memiliki potensi hasil 6 hingga 10 ton ha-1. Salah satu faktor yang menyebabkan produktivitas rendah ialah rendahnya kesuburan tanah. Kesuburan tanah yang meliputi sifat biologi, kimia dan fisika tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan bahan organik di dalam tanah ialah dengan pemberian pupuk kandang. Namun, ketersediaan pupuk kandang terbatas karena digunakan secara terus menerus dalam jumlah yang banyak. Selain itu, ketersediaan pupuk kandang juga terbatas karena membutuhkan waktu dekomposisi yang cukup lama. Oleh karena itu dapat dilakukan pemberian PGPR untuk mengurangi penggunaan pupuk kandang sebagai pupuk organik. Tujuan penelitian untuk mempelajari interaksi antara jenis Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Hipotesis penelitian yaitu (1) penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) jenis Bacillus subtilis, Psedomonas fluorescens, Azotobacter sp. dan Azospirillum sp. dapat mengurangi dosis pupuk kandang dan (2) PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens dapat menurunkan dosis pupuk kandang lebih banyak dibandingkan dengan PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga September 2018 di Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Alat yang digunakan ialah hand-traktor, cangkul, sabit, sprayer, timbangan analitik, Leaf Area Meter (LAM), meteran atau penggaris, papan label, alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan ialah benih padi varietas Ciherang, PGPR jenis B. subtilis, P. fluorescens, Azotobacter sp. dan Azospirillum sp., pestisida nabati ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A.) dan ekstrak umbi gadung (Dioscorea hispida Dennst), pupuk kandang, pupuk N (Urea = 46% N), pupuk P (SP36 = 36% P2O5) dan pupuk K (KCl = 60% K2O). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi dengan 3 ulangan. Petak utama adalah jenis PGPR yang terdiri dari tanpa PGPR (Pt), PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens (Pbp) dan PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp. (Paa). Anak petak adalah dosis pupuk kandang yang terdiri dari pupuk kandang 5 ton ha-1 (K5), pupuk kandang 10 ton ha-1 (K10), pupuk kandang 15 ton ha-1 (K15) dan pupuk kandang 20 ton ha-1 (K20). Pengamatan dilakukan secara destruktif dan non destruktif. pada umur 21, 35, 49, 63, 77 hst dan saat panen. Pengamatan yang dilakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan per rumpun, luas daun, indeks luas daun, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase gabah isi per rumpun, hasil gabah per tanaman, ii bobot gabah kering giling, hasil gabah, bobot 1000 biji dan pengamatan penunjang (analisis tanah dan pupuk kandang). Data hasil penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis ragam (uji F) pada taraf 5% dan apabila terdapat interaksi maupun pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara jenis PGPR dan dosis pupuk kandang terhadap luas daun pada umur 21 dan 35 hst, indeks luas daun pada umur 21 dan 35 hst, jumlah gabah per malai, hasil gabah per tanaman, bobot gabah kering giling, hasil gabah dan bobot 1000 biji. Pupuk kandang 20 ton ha-1 yang tidak diberi PGPR menghasilkan rerata hasil gabah yang tidak berbeda nyata dengan pupuk kandang 10 ton ha-1 yang di beri PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens dan pupuk kadang 15 ton ha-1 yang diberi PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp. Pupuk kandang 20 ton ha-1 yang tidak diberi PGPR menghasilkan rerata hasil gabah sebesar 3,46 ton ha-1. Pupuk kandang 10 ton ha-1 yang di beri PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens menghasilkan rerata hasil gabah sebesar 3,94 ton ha-1, sedangkan pupuk kadang 15 ton ha-1 yang diberi PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp. menghasilkan rerata hasil gabah sebesar 3,86 ton ha-1. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens dan Azotobacter sp. + Azospirillum sp. dapat menurunkan dosis pupuk kandang 20 ton ha-1 menjadi 10 ton ha-1 dan 15 ton ha-1. PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens dengan pupuk kadang 10 ton ha-1 menghasilkan rerata hasil gabah nyata lebih tinggi 101,02% dibandingkan dengan 5 ton ha-1, sedangkan PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp. dengan pupuk kandang 15 ton ha-1 menghasilkan rerata hasil gabah 56,27% lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang 5 dan 10 ton ha-1. Hal ini menunjukkan bahwa PGPR jenis B. subtilis + P. fluorescens dapat menurunkan pupuk kandang lebih banyak dibandingkan dengan PGPR jenis Azotobacter sp. + Azospirillum sp.