Pengaruh Perbedaan Kerapatan Biogeoteksil Terhadap Sifat Fisiktanah Dan Produksi Jagung (Zea Mays L.) Di Kebun Percobaan Jatikerto Kabupaten Malang
Main Author: | Assidiqi, Eggal Hasbiy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172953/1/EGGAL%20HASBIY%20ASSIDIQI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/172953/ |
Daftar Isi:
- Lahan kering merupakan salah satu sumberdaya lahan yang potensial di Indonesia. Namun demikian, optimalisasi pemanfaatan lahan kering di lndonesia masih dihadapkan pada berbagai tantangan, diantaranya dalam hal tingginya laju degradasi lahan. Degradasi lahan adalah proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap. Akibat lanjut dari proses degradasi lahan adalah timbulnya areal-areal yang tidak produktif atau dikenal sebagai lahan kritis. Untuk mengatasi permasalahan pada lahan kering tersebut perlu dilakukan upaya pertanian konservasi yang dapat menekan kerusakan lahan serta dapat mengembalikan kesuburan tanah. Salah satunya adalah mulsa biogeotekstil yang merupakan kombinasi mulsa organik dan anorganik berupa serat dari tanaman yang dirajut sehingga memudahkan aplikasi di lahan. Pemilihan mulsa biogeotekstil cocok digunakan di lahan kering di daerah tropis karena kualitas bahan orgnanik yang lambat terdekomposisi. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penurunan kerapatan rajutan biogeotekstil terhadap perbaikan kualitas fisik tanah untuk mengurangi fluktuasi temperatur tanah dan meningkatkan kelembaban tanah di lahan kering, dan untuk mengevaluasi pengaruh penurunan kerapatan rajutan biogeotekstil terhadap produksi tanaman jagung (Zea mays L.) Parameter dalam penelitian ini yaitu pengukuran sifat fisik tanah diantaranya kemantapan agregat tanah, tekstur tanah, konduktivitas hidraulik, berat isi tanah, berat jenis tanah, porositas dan retensi air (kadar air pada berbagai pf). Selain itu juga pengukuran iklim mikro seperti temperatur tanah dan kelembaban tanah serta produksi tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan satu faktor yang diuji, yaitu tingkat kerapatan rajutan biogeotekstil karung goni. Adapun perlakuan yang dilakukan antara lain biogeotekstil dari karung goni + bahan mulsa setempat dengan kerapatan rajutan 100%, 95%, 90%, 85%, 80%, 75%, 70%, 65%, 60%, 55%, 50% dan tanpa biogeotekstil (Kontrol). Secara keseluruhan diperoleh 12 perlakuan, dimana masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga keseluruhan ada 36 plot pengukuran. Hasil penelitian menunjukan bahwa kerapatan rajutan biogeotekstil 100 % sangat efektif dalam memperbaiki kemantapan agregat tanah. Penerapan biogeotekstil berpengaruh terhadap penurunan fluktuasi temperatur tanah maksimum-minimum dibandingkan tanpa pengunaan biogeotekstil. Kemudian penerapan biogeotekstil mampu menjaga kelembaban tanah yang lebih tinggi dibandingkan tanpa pengunaan biogeotekstil. Dan kerapatan rajutan biogeotekstil 65 % memberikan produksi jagung yang optimum.