Geometri Islami pada Masjid Universitas di Kota Malang

Main Author: Ramanindhita, Nabila
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172919/
Daftar Isi:
  • Indonesia memiliki pemeluk agama Islam yang terbesar dibanding agama lain sehingga bangunan masjid mudah ditemukan baik di kota maupun di desa. Pembangunan masjid di Indonesia tentu tidak terlepas dari aturan-aturan yang berlaku di dalam Islam salah satunya penggunaan geometri. Geometri muncul sebagai salah satu kesenian Islam karena Islam melarang penggunaan makhluk hidup yaitu hewan dan manusia sebagai bagian dalam kesenian Islam. Geometri Islami umumnya digunakan sebatas hanya sebagai ornamen pada bangunan padahal geometri Islami juga muncul pada bangunan-bangunan Islami di Andalusia sebagai acuan proporsi perancangan desain dengan metode rasio 1 : 5 pada denah, tapak atau layout plan, ketinggian bangunan dan ketinggian menara. Pengujian geometri Islami sebagai acuan proporsi perancangan desain pada masjid-masjid universitas terutama di Kota Malang yang terkenal dengan sebutan Kota Pendidikan karena masjid saat ini menjadi bagian dari kompleks universitas yang mudah ditemukan dan sesuai dengan fungsi masjid pada zaman Nabi Muhammad SAW yang tidak hanya digunakan sebagai tempat beribadah namun juga sentra pendidikan. Metode yang digunakan adalah metode deduktif-kualitatif. Metode deduktif atau deduksi merupakan metode yang menggunakan teori untuk alat penelitian sebagai pijakan awal dan menemukan masalah, kemudian membangun hipotesis maupun melakukan pengamatan di lapangan sampai dengan menguji data. Metode rasio 1 : 5 sebagai acuan proporsi perancangan desain pada bangunan Islami akan diuji pada masjid-masjid universitas di Kota Malang. Hasil penelitian dari kelima masjid universitas di Kota Malang yaitu Masjid Raden Patah di UB, Masjid A.R. Fachruddin di UMM, Masjid Ainul Yaqin di UNISMA, Masjid Tarbiyah di UIN Malik Ibrahim, dan Masjid Al-Hikmah UM menunjukkan bahwa metode rasio 1 : 5 sebagai acuan proposi perancangan desain bangunan Islami tidak diterapkan. Tiga masjid menggunakan rasio 1 : 1 sebagai acuan proporsi perancangan denah yang diadaptasi dari gaya arsitektur yang diterapkan dan telah berkembang pada masjid-masjid di Indonesia terdahulu yaitu Arsitektur Tradisional, Arsitektur Timur Tengah dan Arsitektur Modern. Maka hanya rasio dari denah yang memiliki proporsi 1 : 1 yang masih terus digunakan dari waktu ke waktu. Para praktisi sebaiknya mampu mengkaji lebih jauh geometri Islami ini sebagai acuan proporsi sehingga mampu menjadi ciri khas Islami yang harmoni pada bangunan Islami di suatu wilayah. Para akademisi sebaiknya melakukan penelitian selanjutnya pada wilayah lain atau bangunan Islami lain sehingga mampu diperoleh informasi lebih jauh dan beragam.