Pengurangan Risiko Bencana Letusan Gunung Bromo Berbasis Ketahanan Pangan di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo
Main Author: | Usmawan, Dion |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172916/ |
Daftar Isi:
- Indonesia adalah negara dengan gunung api terbanyak didunia sekaligus menjadikan indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api. Salah satu gunung api yang hingga saat ini masih aktif adalah Gunung bromo. Rentang waktu letusan gunung bromo adalah 4-5 tahun. Secara administrasi, Gunung Bromo berada di beberapa kabupaten, yakni Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang Jawa Timur. Letusan Gunung Bromo terakhir tahun 2015 menyebabkan banyak kerusakan bagunan dan lahan pertanian. Kecamatan terparah pada letusan tersebut adalah Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Total kerugian akibat letusan Gunung Bromo 126 miliar rupiah. Kerugian sebagian besar ditanggung oleh para petani karena rusaknya lahan yang mengakibatkan gagal panen. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis risiko bencana, analisis ketahanan pangan, dan analisis Simple Additive Weighting (SAW) dengan menggunakan pembobotan Rank order Centroid (ROC) untuk menentukan prioritas aspek ketahanan pangan. Variabel yang digunakan dalam analisis risiko bencana dalam penelitian ini adalah ancaman, kerentanan dan kapasitas. Variabel pada analisis ketahanan pangan yakni ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan. Pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko bencana di Kecamatan Sukapura adalah menggunakan teknik overlay (ancaman, kerentanan, dan kapasitas) sehingga didapatkan tingkat risiko bencana letusan Gunung Bromo menjadi tiga kelas, yakni risiko tinggi, sedang, dan risiko rendah. Setelah dilakukan analisis risiko bencana dan ketahanan pangan, maka didapatkan desa yang menjadi perioritas dalam penelitian, yakni desa dengan tingkat risiko tinggi dengan kondisi sangat rawan pangan (Ngadirejo). Analisis SAW-ROC dilakukan pada desa prioritas dengan memilih prioritas aspek ketahanan pangan untuk meningkatkan tingkat ketahanan pangan desa, sehingga risiko bencana pada desa tersebut dapat berkurang.