Pengaruh Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (Pht) Dan Konvensional Terhadap Populasi Spodoptera Exigua Hubner (Lepidoptera Noctuidae) Pada Lahan Bawang Merah Di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang

Main Author: Prasetiyo, Agung
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172907/1/AGUNG%20PRASETIYO%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/172907/
Daftar Isi:
  • Ulat bawang Spodoptera exigua Hubner (Lepidoptera : Noctuidae) merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) utama pada tanaman bawang merah yang menyerang sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun musim hujan. Di Indonesia, S. exigua merupakan salah satu hama yang sering menyebabkan kekagalan panen pada pertanaman bawang merah di dataran rendah di pulau Jawa, dan pada keadaan tertentu menyebabkan kerusakan pada bawang daun di dataran tinggi. Kehilangan hasil panen akibat serangan ulat bawang dapat mencapai 100% jika tidak dilakukan upaya pengendalian karena hama ini bersifat polifag. Upaya pengendalian ulat bawang S. exigua yang dilakukan oleh petani saat ini masih bergantung pada penggunaan insektisida. Namun mengakibatkan masalah baru seperti resistensi dan resurjensi hama. Upaya mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida untuk meminimalkan dampak samping yang merugikan telah lama dibahas oleh para pakar hama tanaman di seluruh dunia termasuk di Indonesia dengan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga April 2019 di Desa Ampeldento Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dan Laboratorium Hama Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Praktik budidaya bawang merah yang dilakukan yaitu pengolahan lahan, penanaman tanaman refugia, pembuatan bedengan, perlakuan bibit dan penanaman bibit bawang merah, pengairan atau penyiraman, pemupukan, aplikasi Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), S. litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV), dan Agens Hayati kompleks, pengendalian gulma, dan pengendalian ulat bawang. Parameter dalam penelitian ini yaitu pengamatan populasi larva S. exigua, intensitas serangan, imago S. exigua, keberadaan musuh alami dan pengamatan pertumbuhan tanaman seperti tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah umbi (anakan) dan bobot umbi. Analisis data menggunakan Uji T dengan tingkat ketelitian 5 %. Pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi SPSS 22. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) dan konvensional terhadap rerata jumlah populasi larva, imago S. exigua, intensitas serangan dan musuh alami tidak berbeda nyata. Populasi larva dan serangan mulai ditemukan pada umur 14 hari setelah tanam. Rerata tinggi tanaman dan jumlah daun tidak berbeda nyata pada kedua lahan. Jumlah umbi (anakan) dan bobot umbi pada lahan PHT lebih rendah dari pada lahan konvensional. Rerata hasil produksi berat basah bawang merah pada lahan PHT seberat 101,7 g per 10 rumpun dan berat kering seberat 94,8 g per 10 rumpun, sedangkan pada lahan konvensional berat basah umbi bawang merah seberat 135,8 g per 10 rumpun dengan berat kering seberat 131,3 g per 10 rumpun