Pemurnian Minyak Jelantah Dengan Metode Filtrasi Menggunakan Membran Komposit Silika Hidrofobik
Main Authors: | Adianto, Andrian, Kartiko, Intan Dyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172904/ |
Daftar Isi:
- Minyak goreng yang telah digunakan berulang kali disebut sebagai minyak jelantah. Minyak jelantah dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan biodiesel. Namun untuk mendapatkan bahan baku biodiesel yang baik minyak jelantah perlu dilakukan pre-treatment sebelum dilakukan proses pembuatan biodiesel. Pre-treatment yang bisa dilakukan pada minyak jelantah yaitu pengurangan pengotor, kadar FFA (Free Fatty Acid) dan kadar air dengan melakukan pemurnian menggunakan metode filtrasi. Pemurnian minyak jelantah dalam penelitian ini dilakukan dengan metode filtrasi menggunakan membran komposit silika hidrofobik dengan rasio H2O:Natrium Silika yaitu 18:1 dengan konsentrasi katalis NH4OH 0.4 M. Variabel yang ditinjau yaitu laju alir. Pemurnian minyak jelantah dilakukan berdasarkan sifat membran yang hidrofobik akan menghalangi air dan sifat yang oleofilik akan berinteraksi dengan minyak sehingga minyak dapat melewati membran. Membran komposit silika hidrofobik yang didapatkan untuk melakukan pemurnian minyak jelantah memiliki sudut kontak tertinggi sebesar 156o. Minyak jelantah yang digunakan memiliki kadar FFA 0.664 dan kadar air 0.251%. Pemurnian minyak jelantah dilakukan pada laju alir 6 , 7 , 8 , 9 , dan 10 . Didapatkan hasil pada laju alir 10 dapat menurunkan kadar air 0.095%, namun pada semua laju alir yang dilakukan, kadar FFA tidak mengalami penurunan. Pada proses pemurnian minyak jelantah menunjukkan pada laju alir 6 memiliki nilai fluks tertinggi yaitu 2.068 dan pada laju 10 menunjukkan nilai selektivitas membran komposit silika hidrofobik tertinggi pada menit ke 120 berdasarkan nilai persen rejeksiya (R) yaitu 80,129%. Hal ini menunjukkan membran komposit pada pemurnian minyak jelantah dapat menurunkan kadar air secara maksimal pada laju alir 10 namun belum dapat menurunkan kadar FFA.