Analisis Efisiensi Pemasaran Bawang Merah di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk

Main Author: Trisnawati, Yuyun
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172889/
Daftar Isi:
  • Bawang merah (Allium cepa) merupakan salah satu komoditi hortikultura unggulan di Jawa Timur (Badan Pusat Statistik, 2016a). Sentra produksi bawang merah di Jawa Timur berada di Kabupaten Nganjuk. Wilayah potensial untuk pengembangan bawang merah di Kabupaten Nganjuk adalah Kecamatan Bagor karena memiliki tanah yang subur dan sudah diterapkan irigasi modern (Fitriyati A. S. dan Adjie P., 2013). Desa Banaran Kulon merupakan desa penghasil bawang merah terbesar di Kecamatn Bagor. Adanya potensi produksi bawang merah di Desa Banaran Kulon perlu diimbangi dengan sistem pemasaran yang baik. Proses pemasaran bawang merah biasanya dihadapkan pada harga yang fluktuatif. Harga bawang merah di tingkat produsen dan konsumen Kabupaten Nganjuk mengalami kenaikan rata-rata sebesar 68,65 persen dan 62,1 persen pada Bulan Februari hingga April 2018. Bulan selanjutnya yaitu Mei hingga November 2018, harga bawang merah baik di tingkat produsen dan konsumen terus mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 18,6 persen untuk harga di tingkat produsen dan 11,2 persen untuk harga di tingkat konsumen. Fluktuasi harga bawang merah tersebut juga dirasakan oleh para petani bawang merah di Desa Banaran Kulon, sehingga mereka lebih memilih langsung menjual hasil panennya kepada tengkulak di sekitar daerah desa tersebut. Menurut Magfiroh et all (2017) fluktuasi harga bawang merah di tingkat konsumen menyebabkan marjin pemasaran yang dihasilkan juga relatif sangat tinggi. Apabila semakin tinggi marjin yang diperoleh maka pemasaran semakin tidak efisien (Rasoki T., Anna F. dan Amzul R., 2016). Mubyarto (1977) mengatakan bahwa ada dua syarat agar pemasaran dapat dikatakan efisien, yaitu pemasar mampu mendistribusikan produk pertanian ke konsumen dengan harga atau biaya terjangkau dan terjadi pembagian secara adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir kepada seluruh pihak yang terlibat dari produsen hingga konsumen akhir. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian mengenai analisis efisiensi pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengidentifikasi pemasaran bawang merah yang meliputi lembaga pemasaran, saluran pemasaran dan fungsi pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk dan (2) Menganalisis tingkat efisiensi pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk. Penelitian dilakukan di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk yang ditentukan secara purposive. Penentuan responden petani bawang merah ditentukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Jumlah sample ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin. Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh sample sebanyak 43 petani bawang merah. Pengambilan sample lembaga pemasaran bawang merah dilakukan dengan menggunakan metode snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi. Indikator yang digunakan dalam analisis efisiensi pemasaran meliputi ii marjin pemasaran, share harga, rasio keuntungan dan biaya, analisis efisiensi harga, analisis efisiensi operasional dan analisis struktur pasar menggunakan CR4 (Concentration Ratio) dan HHI (Herfindhal Hirschman Index). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diketahui pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk membentuk 8 saluran pemasaran, yaitu: (1) Petani – tengkulak 1 – pedagang besar 1 – commission agent 1 – konsumen Madiun. (2) Petani – tengkulak 1 – pedagang besar 1 – commission agent 1 – pedagang pengecer Pasar Wage – konsumen Nganjuk. (3) Petani – tengkulak 2 – pedagang pengecer Pasar Bagor – konsumen Nganjuk (4) Petani – tengkulak 3 – commission agent 2 (Grade A) – konsumen Jombang. (5) Petani – tengkulak 3 – commission agent 2 (Grade B) – konsumen Jombang. (6) Petani – tengkulak 4 – pedagang besar 2 – commission agent 3 – pedagang olahan makanan Magetan. (7) Petani – broker – pedagang besar 3 – commission agent 4 – konsumen Magetan. (8) Petani – tengkulak 5 – pedagang besar 4 – commission agent 4 – konsumen Magetan. Fungsi pemasaran yang dilakukan lembaga pemasaran bawang merah dari Desa Banaran Kulon adalah pengeringan, pemotongan, sortir, grading, penimbangan, pengemasan, bongkar muat, transportasi, dan penyusutan. Tingkat efisiensi pemasaran bawang merah di daerah penelitian dikatakan efisien berdasarkan 6 indikator yaitu marjin pemasaran, share harga petani, rasio keuntungan dan biaya, efisiensi harga, efisiensi operasional serta struktur pasar bawang merah dari Desa Banaran Kulon. Berdasarkan analisis marjin dan distribusi marjin pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon, hasil menunjukkan pemasaran bawang merah sudah efisien. Berdasarkan analisis share harga petani, dinyatakan efisien karena share harga yang diterima petani lebih dari 50 persen, dan hasil analisis rasio keuntungan dan biaya dinyatakan efisien karena lembaga pemasaran memperoleh nilai rasio lebih dari 1, kecuali pedagang pengecer Pasar Wage dan pedagang pengecer Pasar Bagor. Apabila dilihat dari efisiensi harga, pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon sudah efisien karena selisih harga lebih besar dibandingkan dengan biaya pemasaran yang dikeluarkan yaitu biaya transportasi dan processing. Efisiensi operasional pemasaran bawang merah di Desa Banaran Kulon efisien menurut faktor biaya karena sebagian besar lembaga pemasaran menggunakan fasilitas transportasi secara optimal atau sesuai kapasitas normal angkutan. Berdasarkan analisis CR4 dan analisis HHI menunjukkan struktur pasar bawang merah dari Desa Banaran Kulon berada pada struktur pasar oligopsoni.