Kapabilitas Dinamis Usaha Kedai Kopi di Kota Malang

Main Author: -, Rahmadani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172758/
Daftar Isi:
  • Indonesia menempati urutan keempat sebagai negara produsen kopi terbesar di dunia dan berada pada urutan keenam sebagai negara pengonsumsi kopi terbesar di dunia. Selain itu, konsumsi kopi di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, karena manfaat dari kopi dan pengaruh modernisasi. Hal tersebut menjadi peluang bagi para pelaku bisnis untuk membuka usaha kedai kopi. Pertumbuhan pesat kedai kopi di Indonesia terjadi pada salah satu kota di Jawa Timur, yaitu Kota Malang. Saat ini, usaha kedai kopi di Kota Malang menghadapi tantangan yang berkaitan dengan eksistensi mereka di dalam lingkungan yang dinamis. Penelitian ini mencoba menganalisis kapabilitas dinamis (sensing, seizing, dan transforming) dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penentuan lokasi penelitian secara purposive, informan berjumlah 10 (pemilik kedai kopi yang menjual kopi single origin dan terdapat teknologi modern). Penentuan informan dengan menggunakan teknik snowball. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi serta teknik analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian terkait sensing yang dilakukan oleh owner kedai kopi ialah memprioritaskan 7 sumber daya, yaitu jenis kopi, modal, alat produksi, lokasi usaha, fasilitas penunjang, sumber daya manusia, dan relationship. Hanya sumber daya fasilitas penunjang saja yang tergolong penting, sedangkan yang lainnya sangat penting. Pada seizing, strategi pemilik kedai kopi di Kota Malang dalam mendapatkan sumber daya yang diprioritaskan untuk menangkap peluang, dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu jaringan sosial dan modal finansial. Jaringan sosial terbentuk dari cara mendapatkan sumber daya yang terdiri dari jenis kopi dalam bentuk green bean dan roasted bean, relationship, dan sumber daya manusia, sedangkan untuk kategori modal finansial terbentuk dari cara mendapatkan sumber daya, yaitu modal, alat produksi, lokasi usaha, dan fasilitas penunjang. Adapun cara mendapatkan jenis kopi dalam bentuk green bean dengan membeli ke petani dan membeli ke supplier/distributor/koperasi, sedangkan dalam bentuk roasted bean dengan menyangrai sendiri dan membeli ke roastery lain/supplier. Selain itu, relationship dijalin oleh pemilik kedai kopi dengan komunitas, pelanggan, pemasok, dan partner untuk mendapatkan bahan baku dan konsumen. Lalu, sumber daya manusia didapatkan dengan membuka open rekrutmen dan merekrut orang terdekat. Selanjutnya, untuk modal didapatkan dengan menabung dan sumber daya lainnya seperti alat produksi, lokasi usaha, dan fasilitas penunjang didapatkan dengan cara membeli. Semua bentuk transforming yang dilakukan oleh pemilik kedai kopi menujukkan hasil yang linier dengan sensing dan seizing. Bentuk tranfoming yang dilakukan oleh pemilik kedai kopi sebagian besar yaitu sosial media marketing dan inovasi produk.