Karakterisasi Karakter Agronomi dan Seleksi Background Galur Padi BC3F1 Inpari 30 x Cabacu Menggunakan Marka SSR

Main Author: Lubba, Kayyis Muayadah
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172755/
Daftar Isi:
  • Salah satu varietas padi dengan potensi hasil yang tinggi dan disukai petani di Indonesia ialah Inpari 30. Varietas ini tidak adaptif pada kondisi perubahan iklim seperti ketersediaan air yang tidak menentu. Varietas padi yang berpotensi untuk dijadikan sebagai tetua donor untuk sifat toleransi cekaman kekeringan ialah Cabacu. Hal ini dipengaruhi keberadaan Quantitative Trait Loci (QTL) terkait karakter toleransi cekaman kekeringan didalam genom Cabacu. Pemuliaan tanaman padi Inpari 30 dengan sifat toleransi cekaman kekeringan dapat dilakukan melalui pemuliaan silang balik pada populasi BC3F1 dengan metode Marker Assisted Backcrossing (MABC). Seleksi melalui metode ini, lebih efektif dibandingkan metode konvensional. Pada MABC terdapat seleksi background yang bertujuan mengetahui persentase pengembalian proporsi genom secara molekuler. Selain itu, dilakukan karakterisasi untuk mengetahui karakter agronomi BC3F1 yang mirip dengan Inpari 30 dan karakter akar mirip Cabacu. Penelitian dilaksanakan pada November 2018 sampai Februari 2019, berlokasi di Laboratorium Biologi Molekuler dan Rumah Kaca Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Bogor. Galur BC3F1 yang digunakan yaitu nomor A12.2; A12.5; A12.14; A12.21; A12.28; A12.37; B42.59; D2.6; D21.18; dan D21.19 yang telah terpilih seleksi foreground sebelumnya. Galur tersebut dikarakterisasi karakter agronominya setelah tanaman melewati fase generatif. Analisis data karakter dengan menggunakan SPSS dan Ms.excel dalam bentuk Dendogram dan Histogram. Selain itu, sampel diambil untuk diisolasi DNA dengan metode Doyle dan Doyle (1990), uji kualitatif agarosa 0,8% dan uji kuantitatif NanoDropTM 2000, amplifikasi DNA dengan PCR BioRad T100TM, analisis background menggunakan elektroforesis gel poliakrilamid 8%, pewarnaan menggunakan silver nitrat dan Etidium Bromida serta dokumentasi menggunakan kamera dan ChemidocTM EQ UV Transilluminator. Primer yang digunakan sebanyak 61 primer polimorfik Simple Sequence Repeat (SSR) yang tersebar pada 12 kromosom padi sebanyak 4-6 primer pada setiap kromosom. Visualisasi genotipe dari skoring pita-pita DNA menggunakan Graphical GenoTypes (GGT) versi 2.0. Hasil karakterisasi karakter agronomi seperti tinggi tanaman, panjang malai, jumlah malai, jumlah gabah isi, jumlah gabah hampa, bobot 100 butir, dan bobot total butir, menunjukkan bahwa terdapat galur yang memiliki background karakter agronomi mirip dengan tetua Inpari 30 (QTL Sub1) dan memiliki karakter akar yang mirip dengan tetua donor Cabacu (QTL qRPF2.1) yaitu galur D21.18. Karakter-karakter tersebut sudah tergolong pada karakter tanaman padi ideal. Persentase pemulihan genom yang diperoleh berkisar 84,10% sampai 95,30%. Persentase pemulihan genom tertinggi terdapat pada galur BC3F1 ialah D21.18 yaitu sebesar 95,30%. Persentase tersebut telah sesuai dengan presentase pemulihan genom yang harus diperoleh pada populasi BC3F1. Oleh karena itu, individu D21.18 dapat dijadikan sebagai bahan seleksi selanjutnya.